FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    07 03-2016

    5239

    Libya Ingin Belajar dari Pengalaman Demokrasi di Indonesia

    Kategori Rilis Media GPR | mth

    Di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (LB) ke-5 Organisasi Kerjasama Islam (OKI), 7 Maret 2016, Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Perdana Menteri Faiz Al-Serraj di Ruang Kakatua Jakarta Convention Center. 

    Pada pertemuan tersebut Presiden Jokowi mengutarakan Indonesia siap mendukung proses politik yang sedang terjadi di Libya. “Saya ucapkan selamat atas terbentuknya Pemerintahan Nasional Gabungan baru di Libya. Dan Indonesia siap mendukung proses politik di Libya melalui program peningkatan kapasitas dan bantuan teknis di bidang perdamaian dan demokrasi. Kami juga menyambut baik penjajakan kerjasama Universitas Al-Mukhtar dengan Institute for Peace and Democracy dalam hal ini”, ucap Presiden Joko Widodo.

     

    Kerjasama di Bidang Demokrasi

    Kedua negara sepakat meningkatkan  kerjasama di bidang demokrasi. Perdana Menteri Faiz Al Serraj  mengapresiasi dukungan atas demokratisasi di Libya dan  ingin belajar dari pengalaman Indonesia. Merespon hal itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan pengalaman Indonesia dalam melakukan demokratisasi sejak tahun 1998, terutama dalam sistem pemilihan secara  langsung oleh rakyat. Saat ini, kata Presiden, pemilihan Presiden, pemilihan Gubernur, Walikota dan Bupati dilakukan secara langsung oleh rakyat.

      

    Perlindungan WNI di Libya

    Terkait perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di Libya, Presiden RI mengucapkan terima kasih atas fasilitasi Pemerintah Libya dalam repatriasi WNI dari Libya, yang telah mencapai 200 orang WNI sejak tahun 2014.

    “Saya harap Pemerintah Libya dapat terus membantu melindungi WNI di Libya, termasuk yang terindikasi diselundupkan secara paksa ke Libya.

     

    Penguatan Kerjasama Ekonomi dan Kesehatan

    Di bidang ekonomi, Presiden Joko Widodo mendorong peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara.Termasuk didalamnya partisipasi pengusaha Indonesia pada eksplorasi dan investasi sektor energi dan migas. Kedua negara juga perlu dorong partisipasi aktif sektor swasta guna tingkatkan perdagangan bilateral. “Jasa konstruksi BUMN Indonesia juga siap untuk membantu pembangunan infrastruktur dan perumahan di Libya”, ujar Presiden.

    Selain itu, kedua negara juga ingin meningkatkan kerjasama di bidang kesehatan. Pada sektor ini, Perdana Menteri  Faiz Al Serraj ingim Indonesia bisa membantu meningkatan  sektor kesehatan di Libya.   (Jakarta, 7 Maret 2016/Tim Komunikasi Presiden/Ari Dwipayana)

    Berita Terkait

    KTT AIS Penting untuk Keberlangsungan Tata Kelola Laut Indonesia

    Konsepsi Solidarity dalam KTT AIS perlu diimplementasikan dalam bentuk penyelesaian konflik yang saling menguntungkan. Selengkapnya

    Kamala Harris Berterima Kasih atas Kepemimpinan Indonesia di ASEAN

    Ia bersama Presiden Joe Biden mengaku senang bisa menjamu Presiden Jokowi dalam KTT Khusus AS-ASEAN di Washington, 11--13 Mei 2023 lalu yang Selengkapnya

    Tiba di Paris, Presiden Jokowi Siap Sampaikan Kontribusi Indonesia Pada Perubahan Iklim

    Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA