SIARAN PERS KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
NO. 45/HM/KOMINFO/04/2017
tentang
Peringatan Hari Kartini " Wanita Tangguh di Era Ekonomi Digital"
Terpenjara itu kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan wanita di era Kartini di jaman penjajahan Belanda. Tidak hanya badan tapi juga pikiran, bahkan kehidupan mereka.
Perempuan, begitu akil baligh mereka harus tinggal di rumah untuk dipingit.
Perempuan tidak perlu punya cita-cita yang tinggi. ,tak perlu pergi kemana-mana untuk menuntut ilmu. Tak perlu sekolah .Perempuan hanya diajarkan ilmu tata krama kepada keluarga dan masyarakat dan ilmu seluas rumah. Perempuan tidak boleh menjabat dalam pemerintahan, apapun jabatan itu. Jabatan yang boleh buat mereka hanya sebagai istri mendampingi suami. Swarga nunut, neraka katut.
Raden Ajeng Kartini lahir 21 April 1879 di Rembang Jepara.adalah seorang perempuan bangsawan, sampai berusia 12 tahun Kartini diperbolehkan mengenyam pendidikan bahasa di ELS (Europe Lagere School), termasuk di dalamnya bahasa Belanda. Di usia itupun Kartini di pingit. Semangat kuat untuk belajar tetap bergelora pada anak gadis yang menginjak remaja itu, Kartini di rumah memanfaatkan waktunya untuk belajar sendiri. Tak kehilangan akal, ia memperdalam bahasa Belanda dengan cara menulis surat kepada teman-temannya yang berasal dari Belanda. Ia berkorespondensi dengan mereka. Salah satunya adalah Rosa Abendanon. Teman Kartini inilah yang selalu menyemangati dan memberi dukungan pada Kartini.
Habis Gelap terbitlah Terang adalah buku yang memberikan wawasan bagi kaum perempuan.
SEMANGAT KARTINI DI ERA EKONOMI DIGITAL DI KOMINFO
Semangat Kartini terus hidup sampai sekarang. Ia meninggalkan semangat kesetaraan perempuan di hadapan laki-laki. Saat ini masyarakat tidak lagi memandang perempuan terkekang di dalam rumah. Saat ini sebagaimana kaum laki-laki, perempuan Indonesia mempunyai kesempatan yang sama di bidang sosial, ekonomi, hukum dan politik. Perempuan Indonesia boleh menuntut ilmu setinggi yang ia bisa raih, perempuan boleh mencari pasangannya tanpa dipaksa oleh orangtuanya, perempuan boleh menjadi polisi, jaksa, dan hakim. Perempuan bisa menjadi guru, manajer, direktur. Perempuan boleh menduduki jabatan kepemimpinan di dari jabatan lurah, camat, bupati, gubernur, menteri, wakil presiden, bahkan presiden. Dalam hal pekerjaan, perempuan boleh sama seperti kaum lelaki.
Sebagai wujud kebanggan, juga penghormatan terhadap Raden Ajeng Kartini, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan kegiatan Peringatan Hari Kartini yang rencananya akan dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pada Kamis, 20 April 2017 sekaligus membuka seluruh rangkaian acara antara lain
1. Lomba tata rias wajah, dan fashion Show
2. Bazar buah, sayur dan ikan hasil laut dan fashion yang mendukung ekonomi kerakyatan
3. Seminar sehari "Wanita Tangguh melalui Bisnis Berbasis Online" sebagai Puncak acara diadakan pada Jumat 21 April 2017, di lantai 8 Gedung Belakang mulai pukul 08.30.WIB dengan Narasumber Dirjen Aptika Kominfo Samuel A Pangerapan, Evira Yulinda dari BNP2TKI dan Arshi dari TKI shop (testimoni) serta Wilda Yanti (Pemenang Kartini Next Generations 2014).
Hadiri dan saksikan acara ini bersama para Kartini Kementerian Kominfo
Jakarta, 21 April 2017
Plt. Kepala Biro Humas
Noor Iza
Menkominfo menyatakan perkembangan dunia digital telah mendorong media berinovasi dan menghadirkan cara-cara baru dalam menyajikan berita. Selengkapnya