Palapa Ring Tengah Siap Diuji Coba

Jakarta - Konstruksi fisik Palapa Ring Tengah hampir rampung. Pemerintah segera melaksanakan proses uji coba per bagian tanpa menunggu penyelesaian satu ruas yang tersisa. 

Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif mengatakan saat ini progres pembangunan fisik Palapa Ring paket tengah sudah mencapai 98,56% dengan menyisakan pekerjaan di salah satu ruas untuk penyambungan kabel darat.  

Pembentangan serat optik dalam proyek Palapa Ring Tengah telah mencapai 1.326,22 km kabel darat dan 1.787,06 km kabel laut. Kabel yang terbangun saat ini sebenarnya lebih panjang dari rencana pembangunan yakni 1.289 km untuk kabel darat dan 1.706 kabel laut. 

Nantinya akan terdapat lima ruas dengan dua di antaranya yang tidak terhubung dengan kabel laut. Satu ruas yang masih belum selesai yakni ruas 8 dengan panjang kabel laut 988,7 km dan kabel darat yang tersambung baru 49,9 km atau 48,6%. Oleh karena itu, dia menyebut uji coba akan dilakukan perbagian karena terdapat empat ruas yang telah selesai.  

Menurutnya, penetapan tarif tak akan menanti hingga Palapa Ring Tengah beroperasi secara komersial. Pihaknya akan memberikan uji coba kepada operator sebelum tarif sewa proyek yang menghubungkan 17 kabupaten itu dirilis.  

"Operasinya tidak harus menanti penetapan tarif. Kami biasanya berikan masa uji coba," ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.  

Dia optimistis Palapa Ring Tengah bisa segera beroperasi. Meskipun, sebelumnya proses konstruksi sempat terdampak gempa di Sulawesi Tengah.  

Titik lokasi yang dilalui Palapa Ring Tengah, katanya, sebetulnya merupakan jalur bebas gempa, tetapi konstruksi fisik sempat terganggu akibat pasokan listrik terhenti. Akibatnya, pusat operasi jaringan (network operation center/NOC) tak beroperasi selama sehari.  

"Jalur jaringan sama sekali terbebas dari kejadian gempa lalu, namun sempat NOC terganggu karena pasokan listrik padam," katanya.  

PROGRES TIMUR  

Sementara itu, dia menuturkan proses paling sulit adalah menghubungkan kabel darat pada proyek Palapa Ring Timur yang akan menyentuh 35 kabupaten itu. Pasalnya, kabel harus melewati wilayah dengan kontur gunung.  

Sebagai contoh, pembentangan kabel darat di Klaster Nabire, Timika, dan Sorong secara berturut-turut telah menyentuh 16,15%, 22,92%, dan 34,32%. Sisanya, Klaster Manokwari, Merauke dan Jayapura progres pembangunannya secara berturut-.turut menyentuh 47,19%, 93,86% dan 80,08%. Namun, dia optimistis konstruksi fisik selesai pada akhir tahun ini.  

Palapa Ring merupakan proyek pemerintah khusus di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T). Proyek ini pun masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) yang akan menyediakan jaringan kecepatan tinggi di pelosok.  

Proyek dijalankan dengan skema availability payment yang melibatkan pihak swasta yakni PT LEN Telematika untuk Palapa RingTengah dan PT Palapa Timur Telematika untuk Palapa Ring Timur.  

"Timur paling berat tantangannya, khususnya segmen darat karena medan yang bergunung-gunung. Kami tetap targetkan akhir tahun selesai," kata Anang.  

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan ketika tiga proyek Palapa Ring beroperasi, tak ada lagi kabupaten yang tidak terhubung jaringan penyangga.  

"Tidak ada satu kabupaten yang tidak terhubung dengan backbone" katanya.  

Cincin serat optik Nusantara  

Pembangunan jaringan penyangga (backbone) serat optik Palapa Ring, diharapkan selesai sesuai dengan rencana yakni pada akhir tahun ini. Pembangunan Palapa Ring Tengah sempat terganggu proses konstruksinya akibat gempa di Sulawesi Tengah. Proses konstruksi sempat terhenti karena pusat operasi jaringan (network operation cenfer/NOC) tak beroperasi karena pasokan listrik. Konstruksi fisik Palapa Ring Tengah, yang disebut sebagai proyek dengan medan paling berat karena melewati daratan berkontur gunung, masih berlangsung. Sisanya, Palapa Ring Barat telah beroperasi. 

Sumber berita : Bisnis Indonesia (23/10/2018)