FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    31 05-2015

    4898

    Kominfo Adakan Pelatihan SKKNI Bidang IT Helpdesk, Junior Database Programming dan Practical Office

    Kategori Berita Kominfo | brs

    Kominfo Adakan Pelatihan SKKNI Bidang IT Helpdesk, Junior Database Programming dan Practical OfficeCiputat, Kominfo - Kementerian Komunikasi dan Informatika c.q. Badan Litbang dan SDM menyelenggarakan Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) yang diselenggarkan pada tanggal 28 s.d. 31 Mei 2015 bertempat di Balai Pelatihan dan Riset TIK, Kementerian Kominfo, Ciputat, Tangerang. Pelatihan SKKNI menyajikan Program Bidang Pelatihan : IT Help Desk, Junior Data Base Programming, dan Practical Office. Program SKKNI diperuntukkan bagi lulusan SMK, D1, D2 dan D3 yang berasal dari wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat  dan Kepulauan Seribu, kurang lebih 250 peserta.

    Hadir pada hari kedua Pelatihan SKKNI tersebut yakni Kepala Badan Litbang dan SDM, Bpk. Basuki Yususf Iskandar; Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bpk. Tantowi Yahya; Ses. Badan Litbang dan SDM, Ibu Sri Cahaya Choironi; dan Para Pejabat Eselon II, III, IV Kementerian Kominfo; Koordinator Balai Pelatihan dan Riset TIK, Ibu Fadhilah Mattar; dan Direktur LSP Telematika, Bpk. Viktor Therinate.

    Pada kesempatan hari kedua ini, Kepala Badan Litbang dan SDM menyampaikan pemaparan materi dengan Topik “Urgensi SKKNI bagi Angkatan Kerja Muda”. Beberapa hal yang disampaikan oleh Bpk. Basuki kepada para peserta latihan yang rata-rata berusia 19-29 tahun, yaitu bahwa Angkatan Kerja Muda adalah angkatan kerja yang berusia 15 - < 29 tahun dalam populasi penduduk suatu negara (sumber ILO dan BPS) dimana jumlah angkatan kerja di Indonesia adalah 121,87 juta, pengangguran terbuka 7,2 juta (5,94% dari angkatan kerja). Pengangguran di Indonesia di kalangan penduduk usia 15 hingga < 25 tahun adalah sebesar 20% dari total pengangguran terbuka dan sebagian besar kaum muda yang menganggur belum pernah bekerja sebelumnya. 

    Pentingnya SKKNI ini adalah untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas tenaga kerja Indonesia, Meningkatkan akses pasar tenaga kerja Indonesia keluar, sebagai Domestic Rule yang melindungi tenaga kerja Indonesia, meningkatkan daya saing nasional, dan menciptakan standarisasi kompetensi tenaga kerja dalam rangka penciptaan industri yang kuat, ditambahkan Bpk. Basuki.

    “Untuk mencapai kesuksesan itu kita harus memiliki kunci suksesnya, yaitu berdoa, niat baik, pantang menyerah-tidak malu dan memiliki etos kerja, mau terus belajar sehingga bisa memiliki kompetensi  serta bekerja keras dan berkreasi’, ujar Bpk. Basuki.

    Pada sesi berikutnya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI menyampaikan topik pembahasan mengenai “MEA dan Kedaulatan Bangsa”. Bpk. Tantowi mengatakan bahwa Kesepakatan  pemimpin ASEAN satu dekade lalu untuk membentuk pasar bersama  di ASEAN di akhir 2015 dan akan mulai berlaku nantinya pada 1 Januari 2016 mendatang. MEA bertujuan utnuk meningkatkan daya tarik dan daya saing ASEAN bagi investor asing agar bisa bersaing dgn Tiongkok dan India dan untuk mempermudah penjualan barang dan jasa sesama negara anggota ASEAN.

    “MEA bukan saja akan berdampak secara ekonomi, tapi juga secara sosial budaya. Berpotensi menimbulkan potensi konflik, benturan bahkan perusakan kultural. Indonesia akan menjadi pasar pertama dan utama bagi berbagai produk dan jasa dari negara anggota. Jangan sampai kita jadi bulan-bulanan, dikepung dan dibanjiri oleh produk-produk mereka,” kata Bpk.Tantowi.  

    Bpk. Tantowi menambahkan mengenai tantangan yang dihadapi Indonesia memasuki MEA yaitu sektor informal mendominasi lapangan pekerjaan, dimana sektor ini belum mendapat perhatian penuh Pemerintah, pengangguran di Indonesia tertinggi di antara 10 negara Asean dan masih ada tuntutan pekerja terhadap upah minimum, tenaga kontrak, jaminan sosial ketenagakerjaan  dan masalah TKI di luar negeri. Masih tingginya jumlah pengangguran terselubung, masih rendahnya jumlah wirausahawan baru untuk mempercepat perluasan kesempatan kerja. Indonesia 1.65%. Singapura 7%. Thailand 4%. Pekerja  Indonesia didominasi oleh pekerja tidak terdidik-produktivitas rendah. Meningkatkan jumlah pengangguran tenaga kerja terdidik karena ketidaksesuaian antara pendidikan dan pekerjaan. 

    Sesi uraian pemaparan dari para narasumber dimoderatori oleh Koordinator Balai Pelatihan dan Riset TIK, Ibu  Fadhilah Mattar. Para peserta pelatihan SKKNI sangat antusias dan memberikan respon kepada para narasumber dengan menanyakan banyak hal berkaitan dengan materi bahasan. (peliput: iin/doni)

    Berita Terkait

    Kominfo Fasilitasi Pelaku UMKM dari 15 Kawasan Prioritas

    Kementerian Kominfo akan mendampingi secara intensif 100 pelaku UMKM yang sudah memiliki kemampuan digital dalam memasarkan produk. Selengkapnya

    Menkominfo Ajak Pejabat Pusat dan Daerah Ikut Program Digital Leadership Academy

    Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan untuk pejabat pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah, Kementerian Kominfo juga menyiapkan program Selengkapnya

    Menkominfo Lantik Widodo Muktiyo Jadi SAM Bidang Komunikasi dan Media Massa

    Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate melantik Widodo Muktiyo sebagai Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Mas Selengkapnya

    Menkominfo Tegaskan Kedisiplinan Faktor Utama Lawan Covid-19

    Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi tingkat penularan Covid-19 di Indonesia, namun Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA