FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    08 06-2023

    531

    Tol Langit SATRIA, Terbesar di Asia

    Kategori SATRIA | mth

    Indonesia sudah menjadi negara di Asia Tenggara yang memanfaatkan teknologi satelit. Awalnya dengan peluncuran Satelit Palapa I di tahun 1975 yang menghubungkan telekomunikasi nasional.  Indonesia pada tahun 1970-an menjadi negara urutan ke-3 di dunia yang mempunyai satelit sendiri. Selanjutnya peluncuran dan pemanfaatan satelit untuk berbagai keperluan mulai bisnis, telekomunikasi, penyiaran, internet hingga perdagangan.

    Di tahun 2023, Indonesia kembali mengukir sejarah dengan meluncurkan Satelit Republik Indonesia (SATRIA). Satelit ini merupakan jenis satelit yang pertama dan terbesar di Asia. Satelit multifungsi High Throughput Satellite  (HTS) ini akan bisa dikaryakan sebagai jalur internet berkecepatan tinggi untuk menghubungkan 150 ribu sekolah, puskesmas, kantor perangkat desa dan pemerintah daerah, di seluruh Indonesia agar dapat memberikan layanan digital yang prima. 

    SATRIA merupalkan proyek kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU) untuk meluncurkan satelit multifungsi. Sejauh ini, baru ada 9 satelit untuk mendukung layanan telekomunikasi di Indonesia, namun belum merata menjangkau seluruh Indonesia. 

    Proyek ini merupakan upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengikis kesenjangan digital terutama dalam layanan publik pemerintahan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

    Kapasitas Terbesar

    SATRIA-1 ditargetkan dapat menjangkau 3.700 titik layanan kesehatan, 9.390 titik sekolah dan pesantren, 47.900 desa, dan 4.500 titik layanan publik. Selain memberikan manfaat sosial masyarakat, SATRIA juga dapat mendukung perekonomian dan sistem keamanan dan pertahanan negara.

    SATRIA-1 merupakan yang pertama di Asia dan yang terbesar untuk kelas di atas 100 Gbps. Bahkan terhitung nomor lima di dunia dari sisi kapasitas. SATRIA-1 memiliki kapasitas total 150 Gbps.

    Satelit yang diproduksi di Thales Alenia Space, Prancis itu memiliki tiga antena reflektor dan 116 spot beams untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Adapun teknologi pemrosesan digital yang digunakan paling baru yaitu prosesor transparan digital.

    SATRIA-1 berbobot 4,6 ton akan mengorbit slot orbit 146° E dengan masa guna minimal 15 tahun.  Teknologi Very HTS pada Ka-band yang pertama digunakan di Indonesia, SATRIA dilengkapi mekanisme 4 pendorong listrik. Bahkan, menjadi satelit pertama di Asia yang mengadopsi bodi Spacebus Neo Level 6. 

    Swasembada Internet

    Banyak yang menyebutkan, satelit ini memang tergolong sebagai akses internet yang lebih cepat, lebih murah, dan merata. Di tengah kondisi geografis Indonesia yang cukup menantang dalam penyediaan jaringan teresterial, satelit menjadi solusi yang tepat-guna dalam mengentaskan kesenjangan akses internet cepat. 

    Teknologi satelit melengkapi solusi teknologi telekomunikasi lain seperti kabel serat optik. Biaya layanan satelit juga relatif murah dan waktu implementasinya lebih cepat jika dibandingkan dengan solusi teknologi terestrial.

    SATRIA ini juga berbeda dengan satelit lainnya karena didesain khusus menyediakan layanan internet cepat. Pada tahun 2023 diharapkan SATRIA dapat beroperasional untuk mendukung konektivitas layanan publik.

    Lewat SATRIA, Pemerintah akan meningkatkan lagi posisi Indonesia sebagai negara pioneer di bidang teknologi satelit. Sebagai tol angkasa, SATRIA akan dipadukan dengan tol langit “Palapa Ring” agar menjadikan Indonesia swasembada internet untuk memeratakan kualitas layanan publik kepada masyarakat di seluruh pelosok.

    Berita Terkait

    SOROTAN MEDIA