FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    10 10-2023

    457

    Indonesia Promosi Praktik Baik Blue Economy di KTT AIS Forum 2023

    Kategori Rilis Media GPR | mth
    Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, saat Archipelagic and Island States Blue Economy High-Level Dialogue di Bali Senin (9/10/2023). Indonesia di KTT AIS Forum 2023 akan menegaskan komitmennya dalam mengimplementasikan blue economy dalam tata kelola ruang laut.

    SIARAN PERS

    TIM KOMUNIKASI DAN MEDIA KTT AIS FORUM 2023

    No.51/SP/TKM-AISFORUM2023/10/2023

     

    Indonesia Promosi Praktik Baik Blue EconomydiKTT AIS Forum 2023

    Badung, 10 Oktober 2023Indonesia berkomitmen mengimplementasikan blue economy dalam tata kelola ruang laut melalui serangkaian kebijakannya.

    "Khusus di Kementerian Kelautan perikanan dalam hal implementasi ekonomi biru ada lima kebijakan pokok atau kebijakan yang kita canangkan. Ini kita sampaikan juga ke seluruh anggota AIS (Archipelagic and Island State) Forum," kata Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono di Jakarta, Senin (9/10/2023) malam.

    Lima kebijakan pokok yang dimaksud, pertama, memperluas kawasan konservasi. Hal ini menjadi penting karena menyangkut juga soal perubahan iklim.

    "Jadi bagaimana konservasi laut ini bisa menyerap karbon lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang di darat, sekaligus memproduksi oksigen, dan kemudian sebagai daerah pemijahan secara alami perikanan di laut," kata Trenggono.

    Kedua, kebijakan penangkapan ikan secara terukur. "Jadi, kita sampaikan juga ke seluruh peserta AIS Forum, bahwa sekarang Indonesia segera memulainya. Telah terbit PP Nomor 11 2023, bahwa penangkapan ikan di laut, khususnya di wilayah Indonesia harus berbasis pada kuota," ujarnya.

    Ketiga adalah mengembangkan perikanan budidaya yang berkelanjutan, baik di perikanan pesisir, perikanan laut dan perikanan darat.

    "Ini menjadi penting dan ada lima komoditi yang harus menjadi unggulan di beberapa tahun yang akan datang, yaitu udang, lobster, kepiting, tilapia, dan rumput laut," ujarnya.

    Keempat adalah pengawasan terhadap pulau-pulau kecil dan pesisir. Ini juga menjadi penting kaitanya dengan perubahan iklim.

    “Kelima seperti yang pernah disampaikan pada forum internasional, termasuk pada forum AIS tahun lalu, bahwa telah dilakukan upaya pembersihan sampah plastik di laut yang melibatkan partisipasi nelayan,” ujar Trenggono.

    Menteri KP menuturkan, pembentukan AIS Forum selalu mengacu pada konvensi PBB tentang hukum laut khususnya terkait tata kelola kelautan global yang baik, atau good maritim governance.

    Tiga hal utama, dikatakan Trenggono, yang akan menjamin keberlangsungan AIS Forum yakni, pertama, perasaan senasib sepenanggungan.

    "Karena kita sama-sama negara kepulauan, kita rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kita bisa bekerja sama menghadapi tantangan terkait perubahan iklim," jelas Sakti.

    Kedua, kepentingan politik yang akan dituangkan dalam Leaders Declaration KTT AIS Forum untuk mendorong penguatan AIS Forum menjadi institusi yang lebih kuat dan efektif di masa depan. Dan terakhir, aspek sumber pendanaan, pengetahuan, dan pengalaman.

    Salah satu poin dalam Leaders Declaration AIS Forum yang terkait dengan pengelolaan kelautan berkelanjutan adalah semua negara AIS Forum khususnya pimpinan negara harus memiliki cara pandang yang sama dalam mengelola, menjaga dan melindungi laut. Di mana ekologi harus bisa menjadi panglima.

    "Lalu kemudian, secara umum, negara-negara AIS Forum merespon positif dan saling menghargai tingkat komitmen masing-masing negara. Dalam forum ini semua kepentingan negara-negara AIS harus berbagi pengalaman. Semoga dalam beberapa hari ini dapat disepakati pandangan dan komitmen yang sama," ujar Menteri KP.

    Tantangan terbesar adalah bahwa sumber daya kelautan yang besar, dan hal pertama yang harus tekankan adalah menjaga ekologinya tetap sebagai panglima. Namun di sisi lain ada desakan kepentingan ekonomi yang begitu besar, apalagi di negara-negara maritim dengan jumlah penduduk yang besar seperti Indonesia.

    "Bagaimana kita mengatur ruang laut yang baik. Kemudian bagaimana menata tata kelola kelautan agar bisa terjaga. Ini menjadi hal yang penting bahwa lima program yang kita inisiasi sebagai program ekonomi biru, harus kita sampaikan dalam forum agar seluruh negara kepulauan berkomitmen bisa menjaga laut sebagai satu ekologi, termasuk biota di dalamnya," tegas Menteri KP. 

    ***

    Tentang AIS Forum:

    Archipelagic and Island States (AIS) Forum adalah sebuah wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan sedunia yang bertujuan memperkuat kolaborasi untuk mengatasi permasalahan global dengan empat area utama, yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik. KTT AIS Forum diadakan untuk menguatkan peran AIS Forum sebagai pusat solusi cerdas dan inovatif, serta sebagai platform gotong royong dalam mendorong agenda masa depan tata kelola laut global.

     

    Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini.

     

    Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo – Usman Kansong  (0816785320).

     

    Dapatkan siaran pers, narasi, foto, dan video terkait KTT AIS Forum 2023 di https://s.id/aispedia

    Berita Terkait

    Desain Nuansa Lautan di KTT AIS Forum

    Nuansa kejutan juga hadir di lobi, saat para tamu negara disambut suasana laut yang tersuguh di dinding hingga mencapai langit-langit, lewat Selengkapnya

    Contoh Baik Tata Kelola Sampah Laut Indonesia di KTT AIS Forum

    Di Kota Padang, Sumatera Barat, sebagian masyarakat, termasuk para nelayan saat ini berebut mengumpulkan sampah karena dapat ditukarkan menj Selengkapnya

    Keberhasilan Kolaborasi Penyelenggaraan KTT AIS Forum 2023

    Kesuksesan KTT bisa dinilai dari kelancaran pelaksanaan acara dan juga keindahan dan kenyamanan tata ruang tempat konferensi diselenggarakan Selengkapnya

    Indonesia Suguhkan ‘Cultural Experience’ dalam KTT AIS Forum

    Program Cultural Experience ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mempromosikan keragaman dan kekayaan pariwisata dan ekonomi kreatif Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA