FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    22 09-2023

    309

    KTT AIS Penting untuk Keberlangsungan Tata Kelola Laut Indonesia

    Kategori Rilis Media GPR | mth
    Pengamat Pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru. Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arcipelagic and Island States (AIS) 2023 di Bali dikatakannya sangat penting untuk menjaga keberlangsungan laut Indonesia di masa depan yang penuh tantangan. - (ANTARA/Mochammad Mardiansyah Al Afghani)

    SIARAN PERS

    TIM KOMUNIKASI DAN MEDIA KTT AIS FORUM 2023

    No.06/SP/TKM-AISFORUM2023/9/2023

     

    KTT AIS Penting untuk Keberlangsungan Tata Kelola Laut Indonesia

    Jakarta, 22 September 2023 – Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arcipelagic and Island States (AIS) 2023 di Bali sangat penting untuk menjaga keberlangsungan laut Indonesia di masa depan yang penuh tantangan.

    Demikian ditegaskan Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Chusmeru saat dihubungi, Jumat (22/9/2023). "Salah satunya adalah tantangan eksploitasi pesisir dan pencemaran laut," kata Chusmeru.

    Dengan adanya tantangan tersebut, maka prinsip-prinsip Our Ocean Our Future menjadi penting untuk dibahas dalam KTT yang menghadirkan 51 negara kepulauan dan pulau dan digelar pada 10-11 Oktober 2023 di Nusa Dua, Bali tersebut.

    Selain ancaman eksploitasi pesisir dan pencemaran laut, menurut Chusmeru, konflik seperti yang terjadi di Natuna juga menjadi salah satu contoh tantangan yang dihadapi Indonesia.

    Oleh sebab itu konsepsi Solidarity dalam KTT AIS perlu diimplementasikan dalam bentuk penyelesaian konflik yang saling menguntungkan.

    Penyelenggaraan KTT AIS Forum 2023 juga dapat mendatangkan manfaat bagi pengembangan wisata pesisir di Indonesia karena akan tercipta kolaborasi dan inovasi di antara anggota forum.

    "Pengembangan ekonomi biru yang mendatangkan kesejahteraan masyarakat diharapkan akan terjalin," kata Chusmeru.

    Pengembangan wisata pesisir tersebut selayaknya diserahkan kepada desa wisata karena memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang tahu persis tentang potensi wisata di daerahnya. Pengelola desa wisata juga dinilai tahu persis bagaimana menjaga kelestarian lingkungan di daerahnya.

    Di sisi lain, pengembangan wisata pesisir oleh desa wisata juga menjadi salah satu bentuk percepatan pembangunan desa terpadu untuk mendorong kesejahteraan masyarakat di dalamnya.

    Desa wisata yang telah maju nantinya bisa memberikan efek domino berupa peningkatan kualitas lingkungan, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian budaya.

    Chusmeru menilai jika pengembangan pesisir lebih banyak didominasi oleh investor yang datang dari luar desa maka dikhawatirkan akan terjadi eksploitasi pesisir di Indonesia yang berdampak terhadap keberlangsungan lingkungan.

    “Jadi serahkan pengelolaannya kepada masyarakat setempat melalui desa wisata kemudian investasinya dikelola Bumdes”, kata Chusmeru.

    Untuk meraih capaian target wisata pesisir di Indonesia, perlu dikembangkan dalam bentuk quality tourism (pariwisata berkualitas}, bukan quantity tourism (mengutamakan jumlah wisatawan) dengan mengedepankan prinsip-prinsip sustainable tourism atau pariwisata yang berkelanjutan.

    Dengan pariwisata berkualitas ini maka pengelola wisata pesisir di Indonesia harus menjaring secara selektif wisatawan yang akan masuk, untuk memastikan hanya wisatawan yang memenuhi kualifikasi dan memang berorientasi pada rekreasi sekaligus juga konsentrasi terhadap lingkungan saja yang bisa masuk ke kawasan wisata pesisir. 

    Tentang AIS Forum:

    Archipelagic and Island States (AIS) Forum adalah sebuah wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan sedunia yang bertujuan memperkuat kolaborasi untuk mengatasi permasalahan global dengan empat area utama, yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik. KTT AIS Forum diadakan untuk menguatkan peran AIS Forum sebagai pusat solusi cerdas dan platform gotong royong dalam mendorong agenda masa depan tata kelola laut global.

    ***

    Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini.

    Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo – Usman Kansong  (0816785320).

    Berita Terkait

    Contoh Baik Tata Kelola Sampah Laut Indonesia di KTT AIS Forum

    Di Kota Padang, Sumatera Barat, sebagian masyarakat, termasuk para nelayan saat ini berebut mengumpulkan sampah karena dapat ditukarkan menj Selengkapnya

    Padang Lamun, Gudang Karbon Masa Depan Indonesia

    Perairan Indonesia menyimpan kekayaan lamun yang tak sedikit. Sebanyak 15 spesies dari sekitar 60 spesies lamun di seluruh dunia hidup di pe Selengkapnya

    AIS Forum Latih Pemuda Menyiapkan Tata Kelola Laut

    AIS Forum telah memulai misi untuk melibatkan pemimpin pemuda potensial dan calon pembuat perubahan dari sejumlah komunitas adat di Kepulaua Selengkapnya

    KTT AIS Forum Momentum Unjuk Kebaikan Ekonomi Biru

    Untuk mencapai masa depan yang lebih berkelanjutan bagi lautan, lanjutnya, negara pulau dan kepulauan perlu mengembangkan solusi cerdas dan Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA