2030, Ekonomi Digital Tembus US$ 130 Miliar

Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memprediksi dan yakin, transaksi sebanyak USS 130 miliar bisa dicapai dari transaksi ekonomi digital di Indonesia tahun 2030. Jika berhasil terealisasi, kontribusinya pun sekitar 11% terhadap produk domestik bruto (gross domestic product /GDP) Indonesia.

Menuju sasaran proyeksi itu, Rudiantara mengatakan. Kementerian Komunikasi dan Informarika (Kemenkominfo) telah berproses. Jika sebelumnya lebih banyak berperan sebagai regultor, saat ini, kementerian yang dipimpinnya tersebut juga berperan sebagai fasilitator dan akselarator untuk mendorong perkembangan ekonomi digital, termasuk menopang pengembangan perusahaan yang berbasis teknologi (start-up).

"Kemenkominfo memberlakukan affirmative policy dengan melakukan relaksasi dan simplifikasi regulasi. Affirmative policy merupakan keberpihakan pemerintah yang dilakukan tanpa melihat pada aspek bisnis," ujar menkominfo di Jakarta, Rabu (28/8). Rudiantara menyebutkan, di kawasan Asia Tenggara ada tujuh startup telah masuk kategori bernilai unicorn. Sebanyak empat di antaranya berasal dari Indonesia, yaitu Bukalapak, Tokopedia, Go-Jek, dan Traveloka. "Inilah masa depan kita, menginginkan banyak start-up unicorn asal Indonesia," ucapnya.

Pemerintah menargetkan ada lima start-up berskala unicorn asal Indonesia pada 2019. Sebagai informasi, unicorn merupakan gelar kepada perusahaan start up yang telah memiliki nilai valuasi minimal US$ 1 miliar.

Selanjutnya, dia mengungkapkan, pemerintah Indonesia berakselarasi untuk terus berupaya mencari dan mengembangkan perusahaan start-up diTanah Air dapat menjadi unicorn, sehingga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi digital nasional.

"Kemenkominfo membuat Komite Next Indonesian Unicorn yang baru diselenggarakan di Bali untuk menemukan start-up unicorn Indonesia selanjutnya. Kita lakukan kurasi. Kita memang harus main di kelas internasional," ujar Rudiantara.

Sebagai dukungan peran fasilitator dalam pengembangan ekonomi digital, Rudiantara menuturkan, Kemenkominfo terus membangun infrastruktur akses jaringan internet sebagai tulang punggung di daerah dengan Proyek Palapa Ring serta memberikan insentif kepada operator yang ingin membangun Base Transceiver Station (BTS).

Sejak dua tahun lalu, Kemenkominfo juga telah menggagas Gerakan 1.000 Start-up Digital. Melalui gerakan tersebut, Indonesia diharapkan dapat menjadi The Digital Energy of Asia. Pemerintah menginginkan, pada 2020, muncul 1.000 pelaku jasa starup yang ikut mendongkrak perekonomian nasional.

Start-up

Pertumbuhan start-up dan unicorn Indonesia merupakan salah satu kunci untuk mendorong ekonomi digital. Sebagai contoh, kombinasi valuasi 4 unicorn Indonesia tersebut saat ini sudah melebihi kombinasi kapitalisasi pasar (market capital) dari XL, Indosat, dan Hutchitson Tri.

"Padahal, empat perusahaan unicorn berdiri baru sekitar 8 tahun yang lalu, servisnya diluncurkan 3-4 tahun yang lalu. Sementara itu, 3 operator tadi beroperasi sudah puluhan tahun. Inilah gelombang ekonomi digital kita," papar Rudiantara.

Senada dengan Menkominfo, Hermawan Kartajaya, pakar pemasaran Indonesia yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM,, menekankan, pentingnyaskill yang menyeluruh bagi pegiat start-up untuk dapat mencapai status unicorn.

"Kalau mau jadi unicorm harus segalanya, harus menggunakan teknologi, tapi juga kuasai offline-nyz. Orang-orang unicorn (para CEO unicorn Indonesia) gitu, human relations-nya bagus. Bukan dia sembunyi di online, tapi begitu ketemu di offline lari," tegas Hermawan.

sumber berita: Investor Daily, halaman 5 (30/08/2018)