FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    26 09-2018

    2005

    Pabrik ZTT Indonesia Pangkas Impor US$ 500 Juta

    Kategori Sorotan Media | daon001

    Karawang - Pabrik PT ZTT Cable Indonesia yang akan beroperasi Oktober 2018 akan mampu mengurangi impor kabel serat optik sekitar 8-10% per tahun. Devisa yang dihemat sekitar US$ 500 juta.

    Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengapresiasi investasi ZTT Indonesia. Hal ini sangat relevan untuk mendukung perekonomian nasional sekaligus menambah kemampuan industri dalam negeri dan mensubstitusi produk impor.

    Menurut dia, saat ini, kebutuhan kabel serat optik nasional mencapai 9 juta kilometer (km) per tahun. Dari jumlah itu, industri dalam negeri hanya mampu memasok sekitar 60%, sedangkan sisanya ditutup impor. “Dampak positif dari pembangunan pabrik ZTT Indonesia adalah transfer teknologi dan penyerapan tenaga kerja maupun kegiatan ekonomi lainnya,” kata dia pada peresmian pabrik ZTT Indonesia di Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/9)

    ZTT Indonesia merupakan unit usaha Jiangsu Zhongtian Technology yang didirikan di Jiangsu, Tiongkok, pada 1978. Selain di Indonesia, Jiangsu Zhongtian Technology mendirikan pabrik di India, Brasil, Uzbekistan, Maroko, dan Tiongkok.

    ZTT Indonesia didirikan pada 14 Februari 2017. Adapun pembangunan pabrik itu dimulai Juli 2017 dengan total investasi sekitar US$ 50 juta di atas lahan seluas 36.300 meter persegi (m2) di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang. Kapasitas produksi fiber optic cable pabrik itu mencapai 1 juta km per tahun, fiber optik 1 juta per tahun dan ground wire 2 juta per tahun.

    Airlangga menerangkan, kabel serat optik merupakan salah satu dari tujuh jenis produk yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia melalui kebijakan penerapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Ketujuh produk itu adalah telepon seluler, panel surya, televisi digital, kabel serat optik, internet of things (IoT), lampu LED, dan smart card. Dari jumlah itu, dua produk, yakni telepon seluler dan panel surya, sudah diterapkan kebijakan TKDN.

    Dia mengatakan, saat ini, pemerintah terus berupaya mendorong dengan meningkatan kapasitas produksi industri kabel serat optik, serta mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri di setiap proyek pengadaan barang dan jasa pemerintah. Dalam rangka peningkatan daya saing industri kabel serat optik dalam negeri, pemerintah juga memberikan fasilitas insentif berupa bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP) impor bahan baku kabel serat optik.

    Selain itu, dalam mendorong peningkatan penanaman modal dalam negeri, pemerintah melakukan kebijakan dengan pemberian beberapa fasilitas insentif perpajakan, antara lain tax holiday dan tax allowance untuk industri teknologi informasi dan komunikasi. Pasar kabel serat optik lokal menjanjikan, seiring pembangunan infrastuktur telekomunikasi di dalam negeri. Contohnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mencanangkan proyek Palapa Ring.

    Proyek tersebut akan menjangkau sebanyak 440 kota atau kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 km, sedangkan kabel daratan 21.807 km. “Pengoptimalan TKDN ini diharapkan dapat menggenjot kemampuan produksi industri dalam negeri,” kata Airlangga.

    Selanjutnya, pemerintah sedang fokus meningkatkan keunggulan industri nasional agar lebih kompetitif di kancah global. “Contohnya, pemerintah mengambil langkah pengembangan fasilitas yang mendukung pertumbuhan industri, seperti pembangunan infrastruktur energi dan transportasi serta fasilitasi lainnya,” kata Airlangga.

    Sumber : www.beritasatu.com (25/09/2018)

     

    Berita Terkait

    Indonesia ajak Perancis bangun konektivitas nasional

    Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak pemerintahan Perancis membahas kerja sama antara dal Selengkapnya

    Kisah Sukses Perjuangan Indonesia Perpanjang Tiga Orbit Satelit Utama

    Indonesia berhasil memperjuangkan perpanjangan masa regulasi tiga filing satelit pada slot orbit PALAPA C1-B (113 BT), GARUDA-2 (123 BT) dan Selengkapnya

    Laos Belajar Ke Indonesia Kembangkan Ekonomi Digital

    Pemerintah Republik Rakyat Demokratik Laos (Lao PDR) tertarik dengan cara Indonesia mengembangkan ekonomi digital. Selengkapnya

    POS Indonesia Terbitkan Prangko Terkait Keanekaragaman Flora dan Fauna

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui PT Pos Indonesia menerbitkan serial prangko dan benda filateli yang terkait dengan Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA