FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    22 02-2020

    2057

    Lapas Karanganyar Punya SDM Mumpuni dan Teknologi Terkini

    Kategori Berita Pemerintahan | mth

    Nusakambangan, Kominfo - Sebagai salah satu lembaga pemasyarakatan (lapas) teranyar yang memiliki SDM mumpuni dan menerapkan teknologi terkini, Lapas Karanganyar khusus ditujukan bagi narapidana yang masuk kedalam kategori high risk.

    "Lapas yang menjadi bagian dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Tengah ini dibekali teknologi ter-update sejak dari gerbang depan hingga dalam sel penjara," kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami, di Nusakambangan, Kamis (20/02/2020) petang.

    Lapas High Risk Karanganyar dilengkapi dengan teknologi didalam mendukung tugas dan fungsinya, seperti access controlling system yang terdiri dari mobility controlling systemhigh security road blockerdynamic protective barrier, dan main gate mobility rotore. Masuk ke dalam ruang pemeriksaan, lapas ini dilengkapi dengan item inspectionscanner system, dan body scanner.

    Sementara untuk kualitas SDM, menurut Budi Utami tak perlu diragukan lagi, karena telah dipersiapkan dengan baik dan dibekali dengan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang diperlukan. "Beberapa diklat yang dilakukan seperti diantaranya petugas yang ditugaskan di lapas high risk telah diseleksi melalui proses assessment dari TNI Angkatan Udara, pelatihan pengoperasian CCTV, dan diklat teknis standar pengamanan dari Ditjen Pemasyarakatan yang bekerja sama dengan International Criminal Investigative Training Assistance Program (ICITAP)," jelas Utami.

    Sri Puguh Budi Utami mengatakan sebagai salah satu lapas teranyar, Lapas Karanganyar ditujukan bagi narapidana yang masuk kedalam kategori high risk. “Kapasitasnya 712 orang. Dibangun diatas lahan 33 hektar, dimulai pembangunannya tahun 2016-2019,” jelas Utami. “Saat ini baru diisi 62 orang,” tambahnya.

    Kedepan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan akan mengoptimalkan penggunaan Lapas Karanganyar bagi seluruh narapidana yang tergolong high risk. “Sekarang ini (narapidana high risk) tersebar di empat tempat. Selain (lapas) Karanganyar, (ada juga di lapas) Pasir Putih, (lapas) Batu, dan (lapas) Gunung Sindur,” kata Utami. “Baik mereka (narapidana) yang kasus teroris, narkoba, ada juga pidana umum yang kami golongkan sebagai high risk, tentu ini hasil assessment,” jelasnya.

    Sebanyak 12 Anggota Komisi III DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Nusakambangan, Jawa Tengah. Saat menyambangi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Karanganyar, tim yang dipimpin oleh Adies Kadir ini tak segan-segan memberikan apresiasi atas teknologi yang diterapkan, kesiapan SDM, serta kinerja yang telah dilakukan oleh para punggawa lapas.


    Apresiasi Komisi III

    Anggota Komisi III DPR RI Adies Kadir menuturkan Lapas Karanganyar merupakan lapas yang terbagus di Indonesia, baik dari sisi teknologi, bangunan, maupun SDM. “Kalau kita tadi melihat di sini, (lapas) ini sudah luar biasa Bu (Utami). Ini sudah yang terbaguslah di Indonesia,” ujar Adies sambil memberikan applause.

    Lapas Karanganyar, kata Adies, dapat menjadi salah satu cara alternatif para narapidana untuk bertaubat dan menyesali kesalahannya. “Saya yakin Bu (Utami), orang (narapidana) kalau ditarik (ditempatkan) ke sini (akan) taubat,” katanya di aula Lapas Karanganyar. “Jangankan di sini, di pinggir pelabuhan (Nusakambangan) saja orang sudah taubat, apalagi sampai ke ujung sini,” selorohnya.

    Habib Aboe Bakar Al-Habsyi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) juga memberikan apresiasi. “Intinya kami mengapresiasi, dan kami lihat langsung,” ujarnya. “Perlu kita back up (anggaran) yang lebih besar dan kinerja yang harus lebih bagus lagi. Sebenarnya kita perlu dengar keluhan, bukan hanya memberikan apresiasi,” ucap Habib.

    Arteria Dahlan, yang berasal dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) juga sepakat dengan pernyataan Adies dan Habib. “Kami sangat kagum, jujur saja Bu (Utami),” kata Arteria. “Mudah-mudahan saya berkeyakinan, masalah lapas itu tidak hanya sekedar masalah perundang-undangan, (tapi) masalah perhatian negara kepada Ditjen Pemasyarakatan. Kalau ini sudah bisa kita selesaikan, Insya Allah kedepan bisa lebih bagus lagi,” tuturnya. 

    Berita Terkait

    Perkuat Digitalisasi Layanan dengan Adopsi Inovasi Teknologi PT

    pemerintah tidak sekadar membangun aplikasi baru. Aplikasi yang sudah ada dalam seleksi CASN bisa dikembangkan dengan teknologi yang diterap Selengkapnya

    Indonesia-Apple Jajaki Peluang Pengembangan Manufaktur dan Investasi Teknologi

    Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa Apple berencana untuk menambah Apple Developer Academy keempat sebagai i Selengkapnya

    Wapres Harapkan Arsitektur Pendidikan Cetak SDM Terampil

    Wapres berpesan agar perguruan tinggi tidak saja menjadi tempat mengasah ilmu pengetahuan, tetapi juga institusi kunci yang berperan konkret Selengkapnya

    Pemerintah Dorong Milenial dan Gen Z Kuasai Teknologi Digital

    Menko PMK menekankan arti penting batasan-batasan yang bisa membuat pemanfaatan teknologi digital tidak menjadikan disrupsi keterampilan da Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA