FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    06 05-2013

    4735

    Septi Peni Wulandani Pengajar Kaum Ibu di Dunia Maya

    Kategori Sorotan Media | admin

    Mengurusi keluarga, mulai dari merawat anak, menyiapkan menu makanan yang bergizi, hingga mendidik anak bukanlah perkara mudah.

    Terdorong oleh keinginan untuk memberdayakan para ibu rumah tangga, Septi Peni Wulandari memberi pengajaran secara online. Secara suka rela, setiap hari, dia meluangkan waktu untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait persoalan mengurus rumah tangga kepada kaum ibu.

    Di mata seorang Septi Peni Wulandani, profesi ibu rumah tangga merupakan profesi yang luar biasa dan memiliki arti mendalam. Pemikiran itu pulalah yang mendorongnya untuk melepaskan status pegawai negeri sipil (PNS) walaupun Septi telah mengantongi surat keputusan (SK) pengangkatan menjadi PNS. Bagi Septi, berusaha untuk menjadi ibu rumah tangga yang benar-benar fokus mengurusi keluarga jauh lebih penting ketimbang meniti karier di luar rumah.

    Tidak dimungkiri, mengurusi keluarga, mulai dari merawat anak, menyiapkan menu makanan yang bergizi, hingga mendidik anak bukanlah perkara mudah. Belum lagi tanggung jawab yang mesti diemban para ibu yang bakal mewarnai seperti apa keluarga yang akan dibentuk. "Sayangnya tugas yang sangat berat itu justru terkesan hanya taken for granted. Ketika sudah waktunya, seorang perempuan akan bisa melaksanakan tugas-tugas ibu rumah tangga dengan sendirinya. Padahal, menjadi ibu itu tidak mudah," kata Septi mengawali pembicaraan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

    Berangkat dari pengalaman merasakan betapa beratnya tugas dan tanggung jawab seorang ibu, Septi pun memutukan untuk membantu kaum perempuan dalam menjalankan tugas-tugas mereka sebagai ibu rumah tangga. Upaya yang dilakukannya terbilang unik. Septi memilih memberikan sumbangsihnya di bidang pendidikan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Di sela-sela kegiatannya mengurusi rumah tangga, dia menyempatkan diri untuk mengajar kaum perempuan, baik ibu rumah tangga maupun remaja putri yang akan memasuki gerbang perkawinan, secara online.

    Menurut Septi, kegiatannya mengajar online itu bermula ketika dirinya membentuk sebuah komunitas di dunia maya. Anggota komunitas itu adalah para ibu rumah tangga. "Awalnya kami hanya saling berbagi pengalaman, bagaimana membuat sarapan bergizi atau mengajarkan anaka-anak membaca. Ya, pokoknya hal-hal kecil sehari-hari saja ," ujar perempuan asal Salatiga, Jawa Tengah itu.

    Membangun Rumah Virtual
    Seiring perjalanan waktu, komunitas tersebut semakin berkembang. Anggotanya pun bertambah banyak, tidak hanya kaum ibu yang berdomisili di Salatiga, tetapi juga di daerah-daerah lainnya. Septi mengatakan dengan berkembangnya komunitas tersebut, kebutuhan untuk berbagai ilmu pengetahuan pun semakin besar. Akhirnya, Septi memutuskan untuk membentuk institut ibu profesional melalui laman www.ibuprofesional.com. Situs web tersebut bisa dikatakan sebagai rumah virtual bagi mereka yang ingin berbagi pengalaman dan pelajaran seputar urusan rumah tangga.

    Melalui rumah virtual itu Septi memberikan beragam materi pelajaran. Bahkan, selain Septi, banyak pula kalangan profesional, di antaranya pakar manajemen keuangan keluarga, ahli gizi dan nutrisi, serta ahli tumbuh kembang anak yang ingin terlibat sebagai pengajar di rumah virtual tersebut. "Jadi, bisa dikatakan di rumah virtual itu para anggota seperti kuliah mengenai ibu rumah tangga dan calon ibu rumah tangga," papar Septi.

    Dalam memberikan materi perkuliahan, Septi membaginya ke dalam empat tahapan. Materi pertama meliputi materi bunda sayang, bunda cekatan, bunda produktif, dan bunda salihah. Di dalam materi bunda sayang itu dikupas mengenai aneka keterampilan dasar dalam berumah tangga, salah satunya adalah cara mendidik dan membimbing anak. Dalam mendidik dan membimbing anak, orang tua harus dapat menumbuhkan karakter unggul, keterampilan membaca, berhitung, mengembangkan seni, dan melatih kemandirian buah hati.

    Septi juga memberikan pengajaran tentang keterampilan dasar dalam mengelola rumah tangga, seperti bagaimana mengembangkan komunikasi yang sehat dan produktif di dalam keluarga, baik antara ibu dengan anak maupun istri dengan suami. Tidak jarang pula Septi berbagi pengetahuan mengenai cara memasak makanan-makanan sehat dan menata rumah. "Hal-hal itu merupakan berbagai keterampilan dasar dalam berumah tangga," terang Septi.

    Untuk materi bunda cekatan, Septi biasanya akan mengajarkan mengenai berbagai kemampuan untuk mengembangkan potensi diri seorang ibu. Dia juga memberi pelatihan terkait pengembangan hobi kaum ibu, semisal menulis, memasak, mendesain, atau fotografi. Selain itu, Septi sering kali memberi pelajaran terkait kemampuan safety riding dan driving. "Pasalnya, banyak ibu yang juga berperan sebagai sopir untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah atau kegiatan-kegiatan lainnya," ujar dia.

    Pengajaran Septi kepada para ibu rumah tangga ternyata tak sebatas itu. Dia juga mengajarkan cara-cara berbisnis bagi ibu rumah tangga untuk menambah pendapatan. Menurut Septi, selama ini, banyak ibu rumah tangga merasa rendah diri alias tidak percaya diri karena tidak memiliki penghasilan sendiri. Oleh karena itu, tambah Septi, dirinya mencoba memberi pelatihan semisal tentang cara mengembangkan hobi agar bisa menghasilkan uang. Dengan begitu, kaum ibu bisa produktif, namun tetap fokus pada keluarga.

    Meski dilakukan secara online, dalam memberi pelajaran Septi melakukannya secara profesional. Setiap hari, pukul 9.00 hingga 11.00, Septi telah bersiap di depan layar komputer untuk mengajar. Tak ubahnya seorang dosen, dia pun berpenampilan lengkap ketika mengajar. Kegiatan mengajar itu akan diulang pada pukul 15.30 hingga 17.30. Jika pengajaran pada pagi hari ditujukan bagi ibu-ibu rumah tangga, pengajaran ketika sore hari disasarkan pada ibu-ibu yang bekerja. Pada rentang waktu itu diharapkan mereka sudah selesai bekerja dan memiliki waktu untuk berdiskusi.

    Pengajaran yang diberikan Septi tersebut ternyata mendapat sambutan hangat dari kaum perempuan di berbagai daerah Tanah Air. Karenanya, tak heran jika komunitas yang tergabung dalam rumah virtual hasil gagasan Septi pun tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bahkan, kini, peserta pendidikan online mengenai ibu rumah tangga itu pun merambah hingga ke luar negeri. "Ke depan, saya ingin menggabungkan ibu-ibu yang ada di luar negeri agar lebih banyak lagi bisa berbagai pengalaman," harap dia.

    Apa yang dilakukan Septi memang terbilang mendatangkan manfaat besar bagi para ibu rumah tangga dan kaum perempuan umumnya. Apalagi pengajaran tersebut diberikannya secara suka rela tanpa memungut bayaran sepeser pun. Karenanya, sangatlah layak jika Septi mendapatkan penghargaan Kartini Next Generation Award 2013 dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, baru-baru ini. Dia dinilai sebagai salah satu perempuan yang mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk memberdayakan kaum perempuan melalui bidang pendidikan. nanik ismawati

    Bangga Jadi Ibu Rumah Tangga
    Ketika seorang ibu mendidik anak-anaknya maka pada dasarnya ibu tersebut tengah mendidik satu generasi.

    Bangga! Begitulah perasaan Septi Peni Wulandari manakala dirinya memutuskan menjadi ibu rumah tangga. Kebanggaan itu pula yang ingin ditularkan Septi kepada teman-temannya sesama ibu rumah tangga. "Terkadang banyak orang beranggapan bahwa menjadi ibu rumah tangga biasa itu tidak keren. Apalagi jika seorang perempuan berpendidikan tinggi, sepertinya ndak pantas kalau hanya menjadi ibu rumah tangga," kata Septi.

    Anggapan tersebut, lanjut Septi, tidaklah benar. Menurut dia tidak salah jika seorang perempuan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dan karier bagus lantas memutuskan menjadi ibu rumah tangga serta fokus mengurusi keluarga. Septi lantas memberi contoh berdasarkan pengalamannya sendiri. Meskipun bergelar sarjana bidang kesehatan masyarakat, dia tidak merasa keberatan ketika memilih karier sebagai ibu rumah tangga.

    Memang, kata Septi, keputusannya untuk menjadi ibu rumah tangga berawal dari permintaan sang suami. Suaminya menginginkan Septi tidak bekerja agar bisa fokus mengurusi keluarga. Pada akhirnya Septi merasakan ada kenikmatan tersendiri ketika melakoni pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Menurut dia ketika seorang ibu mendidik anak-anaknya dengan baik maka pada dasarnya ibu tersebut tengah mendidik satu generasi. "Ketika kita mendidik anak kita, kemudian menular kepada lingkungan sebenarnya yang sedang kita lakukan adalah mendidik satu generasi," papar dia.

    Karena alasan itu pula, Septi pun bertekad untuk memajukan kaum perempuan Indonesia. Apalagi dengan melihat begitu sentralnya peran perempuan dalam mendidik keluarga. "Sebagai ibu, perempuan memiliki kendali penuh," tegasnya.

    Demi memajukan para ibu rumah tangga dan membangkitkan rasa bangga terhadap profesi yang mereka jalani, Septi lantas membentuk komunitas ibu profesional. Septi mengakui mayoritas perempuan Indonesia yang memutuskan menjadi ibu rumah tangga mengalami kemandekan dalam beberapa hal, di antaranya mandek untuk menuntut ilmu, mengembangkan diri, mengekspresikan diri, dan berkontribusi terhadap masyarakat.

    Kondisi tersebut, ujar Septi, patut disayangkan, pasalnya setiap pribadi yang terlahir di dunia ini merupakan sosok yang istimewa, unik, dan berpotensi memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. "Jadi, meskipun ibu rumah tangga tetap bisa memiliki kontribusi, tidak hanya di lingkungan keluarga tetapi juga di masyarakat," pungkas dia. nanik ismawati

    sumber: http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/118599

    Berita Terkait

    Akan ada unicorn dan decacorn baru Indonesia tahun ini

    Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengisyaratkan akan ada perusahaan rintisan yang menjadi unicorn tahun Selengkapnya

    Presiden Jokowi Resmikan Pengoperasian Palapa Ring di Istana Negara

    Proyek pembangunan fiber optik kabel atau Palapa Ring telah selesai 100 persen. Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian Palapa Ring di Selengkapnya

    Saat Putusan Sidang Sengketa Pilpres, Kominfo Minta Masyarakat Tak Sebar Hoaks

    Kementerian Komunikasi dan Informasi meminta masyarakat tidak menyebarkan konten hoaks saat pengumuman hasil sidang sengketa Pilpres 2019 ol Selengkapnya

    Jelang 17 April 2018, Jajaran Kemkominfo Intensif Patroli di Dunia Maya

    Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA