FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    12 11-2020

    1882

    Hadirkan Program Pahlawan Digital, Pemerintah Ajak Inovator Dukung Digitalisasi UMKM

    Kategori Berita Pemerintahan | Yusuf
    Dialog produktif bertema "Pahlawan Digital Pendukung UMKM" yang digelar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), secara virtual dari Jakarta, Rabu (11/11/2020).

    Jakarta, Kominfo - Inovasi teknologi karya anak bangsa dapat menjadikan puluhan juta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin berdaya saing.

    Oleh karena itu, digitalisasi menjadi syarat penting bagi UMKM agar dapat bertahan dan naik kelas di tengah himpitan kesulitan akibat pandemi Covid-19.

    Guna mendukung hal tersebut, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mengajak inovator muda untuk mendukung digitalisasi UMKM melalui program Pahlawan Digital UMKM.

    Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari menyatakan saat ini pihaknya memiliki strategi pengembangan digitalisasi UMKM yang terbagi dalam empat langkah. Pertama, meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan mempersiapkan pelaku usaha UMKM agar kapasitasnya bisa meningkat.

    "Kedua adalah mengintervensi perbaikan proses bisnisnya yang diturunkan ke dalam beberapa program," ujarnya dalam dialog produktif bertema “Pahlawan Digital Pendukung UMKM," yang dilakukan secara virtual, dari Jakarta, Rabu (11/11/2020).


    Untuk langkah ketiga, kata Fikri, Kemenkop UKM menyasar perluasan akses pasar, yang salah satunya bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) agar pelaku UMKM bisa menjadi vendor pengadaan barang dan jasa pemerintah.

    "Sedangkan yang keempat, mengglorifikasi pahlawan lokal pelaku UMKM," ucapnya.

    Fikri menuturkan, bagi pelaku UMKM yang ingin ambil bagian dengan menjadi pahlawan lokal melalui program tersebut syaratnya mudah. Cukup menjadi pemantik, pemberdaya, punya brand yang kuat. "dan secara keseluruhan mampu mengagregasi usaha mikro dan kecil untuk berlabuh ke platform digital ataupun ke pasar internasional (ekspor) nantinya,” terangnya.

    Lebih lanjut, mengutip data BPS per September 2020, Fikri menyebut kondisi yang dihadapi UMKM saat ini cukup menantang.

    “Bahwa 45 persen pelaku UKM hanya mampu bertahan selama 3 bulan dalam kondisi ekonomi di masa pandemi seperti ini," jelasnya.

    Dalam diskusi yang diselenggakan oleh Komite Nasional Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Fikri menilai, tantangan UMKM di Indonesia cukup beragam dan menurutnya perlu untuk dicari solusi-solusi yang tepat, karena terkait dengan rasio kewirausahaan di Indonesia yang baru mencapai 3,5%. Kondisi ini dianggap perlu untuk menciptakan kondisi kemudahan berusaha agar meningkatkan rasio tersebut.

    “UMKM juga perlu langsung terhubung dengan rantai pasok industri, yang aksesnya kini baru mencapai angka 15%,” paparnya.

    Fikri menambahkan, berdasarkan data survei Asian Development Bank (ADB) terkait dampak pandemi terhadap UMKM di Indonesia, terdapat 88 persen usaha mikro kehabisan kas atau tabungan, dan lebih dari 60 persen usaha mikro kecil ini sudah mengurangi tenaga kerjanya.

    "Oleh karena itu, sangat penting bagi usaha mikro agar diintervensi dengan literasi keuangan,” sambungnya.

    Go Digital

    Pada kesempatan yang sama, Penggagas Program Pahlawan Digital UMKM, Putri Tanjung mengatakan, dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini banyak UMKM yang mampu bertahan. Bahkan, menurutnya mengalami peningkatan penjualan karena terhubung dengan ekosistem digital.

    "Baru terdapat 10-11 juta UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital," ucapnya.

    Di saat bersamaan, Putri melihat banyak sekali anak muda yang hadir dengan inovasi guna membantu UMKM agar menjadi go digital. Dengan banyaknya inovator muda yang membantu UMKM go digital tersebut, maka UMKM bisa sejahtera dan lebih berkembang lagi.

    "Ya, makanya saya ingin banget sih buat program yang namanya Pahlawan Digital. Di mana, lewat program ini saya ingin banyak menginspirasi anak muda lainnya juga untuk membantu UMKM," ungkap Putri.

    Dari program tersebut, lanjutnya, banyak inovator-inovator muda yang mendaftar. Tercatat ada lebih dari 100 inovator muda yang 80%-nya berasal dari luar Jakarta. Para pendaftar tersebut pun akhirnya dikurasi menjadi 30 besar kemudian menjadi 10 besar Pahlawan Digital UMKM yang inovasinya dinilai benar-benar membantu UMKM di Indonesia.

    Permudah Pemindahbukuan Dengan Sistem Digital

    Sementara, Co-Founder dan CEO Credibook, Gabriel Frans menyampaikan, program Pahlawan Digital UMKM ini selaras dengan visi misi perusahaannya yang ingin membantu UMKM menerapkan sistem digital.

    Gabriel mengatakan, dengan inovasi yang ia ciptakan, akan membantu para UMKM memindahkan buku keuangan atau catatan keuangan mereka ke sistem digital yang lebih aman. "Sebenarnya saya tahu program pahlawan digital dari social media. Terus, saya cek websitenya itu sangat mirip dengan visi yang kita bawa. Karena kita juga membantu UMKM dan ekosistemnya menerapkan proses digital dan sistem digital. Jadi, Credibook ini masuk melalui layanan pencatatan keuangan yang fokusnya pada penyelesaian masalah kasbon (utang-piutang), yang kerap dirasakan pengusaha UMKM," ungkapnya.

    Selain itu, kata Gabriel, pihaknya juga bekerja sama dengan beberapa lembaga untuk membantu UMKM menambah pembiayaan modalnya.

    “Turunan produk ini bergerak ke arah pembayaran digital, terutama pada sisi pembayaran tagihan," terangnya.

    Gabriel melihat, potensi UMKM Indonesia sangat besar sehingga menggugahnya untuk terlibat lebih jauh. Sementara digitalisasi UMKM, menurutnya masih sedikit pelakunya.

    “Kalau mau melihat contoh, wartel kini sudah digantikan ponsel, lalu surat telah berganti email. Pencatatan keuangan pasti akan tergantikan, ini hanya masalah momentum dan siapa yang mau melakukannya. Kita di Credibook, memutuskan tidak mau sekadar jadi penonton tapi berpartisipasi untuk digitalisasi UMKM," tandasnya.

    Gabriel melanjutkan, dari proyeksi ekonomi digital yang disusun Google dan Temasek Holding, sektor ekonomi digital Indonesia terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan potensi ekonomi hingga 2025 nanti mencapai hampir Rp2000 Triliun. Melihat potensi sebesar itu, maka pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan hendaknya bersinergi mendorong potensi ekonomi ini untuk mencapai titik optimal.

    “Sebagai anak muda, kita sering mengeluh di media sosial, termasuk saya juga. Tapi cobalah berpikir lebih jauh, bahwa keluhan itu sebenarnya perlu solusi. Banyak produk dan startup justru datang dari membaca peluang dari keluhan atau masalah tersebut," tutupnya. (hm.ys)

    Berita Terkait

    Tangani Pornografi Anak, Pemerintah Akan Bentuk Satgas

    Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan pemutusan akses terhadap hampir dua juta konten pornografi anak untuk memberantas per Selengkapnya

    Berantas Judi Online, Pemerintah Terapkan Langkah Holistik

    Sesuai dengan kewenangan, dari akhir tahun 2023 hingga Maret 2024 OJK telah melakukan pemblokiran sekitar 5.000 rekening yang terindikasi te Selengkapnya

    Wapres Harapkan Media Terus Bantu Pemerintah Jaga Kondusivitas Situasi Pascapemilu

    Situasi pasca-Pemilu 2024 relatif lebih sejuk jika dibandingkan dengan Pemilu 2019 lalu yang diwarnai banyak demonstrasi khususnya saat pela Selengkapnya

    Wapres Dukung Program Satu Juta Penyuluh Kemitraan UMKM Berbasis Syariah

    Wapres meminta KPPU untuk membenahi segala hal yang dapat mengganggu kelancaran proses kerja. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA