FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    04 03-2015

    11089

    ISIS Sebar Paham Radikal Melalui Media Digital

    Kategori Sorotan Media | brs

    ISIS Sebar Paham Radikal Melalui Media DigitalPesan-pesan yang bermuatan radikalisme mudah diperoleh dari konten di situs online ataupun di media sosial. Anak-anak muda menjadi radikal atau bahkan bergabung dengan kelompok militan melalui ajakan di media sosial.

    Akhir Februari lalu, tiga remaja perempuan Inggris pergi ke Suriah melalui Turki dengan melewati jalur darat. Dalam rekaman CCTV, siswi-siswi Akademi Bethnal Green ini tampak di stasiun bis hendak pergi ke Suriah.

    Shamima Begum, berusia 15 tahun, Kadiza Sultana, 16 tahun, dan seorang lainnya yang tidak disebutkan namanya berusia umur 15 tahun, adalah murid sekolah Bethnal Green Academy, terbang menuju Turki dari bandara Gatwick, London, Selasa (17/02).

    Kekhawatiran mereka bergabung dengan kelompok militan yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS disampaikan oleh Pimpinan Kepolisian Metropolitan London, Richard Walton.

    Kepolisian mendeteksi mereka melakukan komunikasi dengan salah seorang perempuan Inggris yang berada di Suriah Aqsa Mahmood melalui media sosial.

    Aqsa meninggalkan kediamanannya di Glasgow Skotlandia, untuk bergabung dengan ISIS di Suriah pada 2013.

    Sejak kemunculannya, ISIS menggunakan media sosial untuk menarik perhatian anak-anak muda. Pertama muncul dengan membuat video cuplikan film Flames of War, yang dikemas secara profesional dengan gaya film laga Hollywood, pada tahun lalu.

    Belakangan, ISIS kerap mengunggah video-video pembunuhan para sandera mereka.

    Pengunaan media sosial juga dilakukan oleh para pendukungnya. Di Indonesia, Santoso yang disebut memimpin jaringan Kelompok Mujahidin Indonesia Timur menyampaikan dukungan terhadap pimpinan ISIS Abu Bakar Al Bahgdadi melalui media sosial YouTube.

    Aksinya diikuti oleh sejumlah orang Indonesia yang mengaku berada di wilayah kekuasaan ISIS, Irak serta Suriah, dan mengajak masyarakat untuk ikut 'berjihad' bersama ISIS di negara tersebut.

    Peneliti masalah terorisme darn direktur Institute for Policy Analysis of Conflict IPAC Sydney Jones dalam wawancara dengan BBC Indonesia pada Oktober lalu, mengatakan kelompok Santoso lebih menggunakan media sosial sebagai alat propaganda.

    "Kekuatan propaganda Santoso melalui media sosial melalui Twitter, Facebook dan YouTube jauh lebih besar dibandingkan kekuatan dia di Poso," jelas Sydney.

    Sydney menilai ancaman kelompok Santoso terhadap keamanan tidak begitu serius, tetapi pengaruhnya melalui media sosial ini menjangkau sejumlah daerah antara lain Solo, Medan, Makassar, dan Bima.

    Regulasi baru Kominfo

    Pengguna media sosial di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia, dengan pengguna aktif Facebook lebih dari 70 juta orang.

    Pemerintah mengatakan baru dapat melakukan pencegahan ataupun pemblokiran terhadap situs jika ada pengaduan dari masyarakat. Dan sejauh ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengaku tidak mengetahui apakah ada pengaduan masyarakat mengenai konten radikal.

    Rudiantara mengatakan pemerintah akan mengeluarkan regulasi untuk mencegah penyebaran konten-konten yang melanggar hukum, termasuk yang berisi radikalisme dan penyebaran kebencian dalam waktu dekat.

    Regulasi baru itu, akan memberikan wewenang kepada panel yang berisi tokoh-tokoh masyarakat, untuk mengkaji pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan konten online.

    "Targetnya Maret ini, jadi akan dibuat beberapa panel yang berisi pakar dan tokoh masyarakat yang paham dengan bidangnya, seperti kekerasan terhadap anak, konten radikal dan penyebaran kebencian ataupun juga pornografi," kata Rudiantara, "Mereka yang akan mengkaji pengaduan masyarakat yang disampaikan melalui kominfo".

    Rudiantara mengatakan rekomendasi panel itu yang menjadi dasar bagi Kementerian Kominfo untuk memblokir, membatasi situs tersebut. Tetapi Rudiantara mengakui, kebijakan tersebut sulit untuk dilakukan terhadap akun-akun atas nama pribadi.

    Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2015/03/150301_radikalisme_anakmuda_sosmed

    Berita Terkait

    Menkominfo Ajak Warganet Sebar Hal Positif di Dunia Digital

    Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengajak, warga netizen (warganet) untuk menyebarkan hal-hal positif dan kreatif dalam dun Selengkapnya

    Pemerintah Lakukan Transformasi Digital Melalui Empat Pilar

    Untuk memaksimalkan potensi bangsa dalam ekonomi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah membangun infrastruktur digital yang Selengkapnya

    Hari Nusantara Jadi Momentum Akselerasi Transformasi Digital

    Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI Johnny G. Plate mengatakan bahwa Hari Nusantara yang jatuh pada Minggu (13/12) dapat menj Selengkapnya

    Menkominfo Ajak Warganet Sebar Hal Positif di Dunia Digital

    Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengajak, warga netizen (warganet) untuk menyebarkan hal-hal positif dan kreatif dalam dun Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA