FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    14 10-2023

    480

    AIS Forum Bantu Pemulihan Terumbu Karang di Pantai Jayapura

    Kategori Rilis Media GPR | mth
    Pembalap MotoGP dari tim LCR Honda Idemitsu-Castrol (Honda) Takaaki Nakagami (kanan) bersama, pembalap WithU Aprilia RNF MotoGP Team Miguel Oliveira (kedua kanan) dan pembalap tim Aprilia Racing Maverick Vinales (ketiga kanan) membawa transpalansi terumbu karang saat aksi penanaman terumbu karang dan bersih pantai pembalap MotoGP di Kuta Beach Park The Mandalika, Kuta, Lombok Tengah, NTB, Kamis (12/10/2023). Sebelum dimulainya Pertamina Grand Prix of Indonesia 2023 pada tanggal 13 - 15 Oktober 2023 para pembalap melakukan Beach Cleaning dan Coral Planting di pantai Kuta Mandalika bentuk aksi pergerakan waste4change untuk menunjukkan responsibilitas sosial korporasi (CSR) untuk keberlanjutan pelestarian lingkungan alam sekitar Lombok. - (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.)

    SIARAN PERS

    TIM KOMUNIKASI DAN MEDIA KTT AIS FORUM 2023
    No.75/SP/TKM-AISFORUM2023/10/2023

     

    AIS Forum Bantu Pemulihan Terumbu Karang di Pantai Jayapura

    Bali, 14 Oktober 2023 – Sebuah artikel karya Trevor Nace dalam suatu edisi di Forbes yang terbit di tahun 2020 menyebutkan para ilmuwan sudah memprediksi hampir 90 persen terumbu karang yang tumbuh di muka bumi akan menghilang. Terutama disebabkan oleh makin menghangatnya permukaan air laut, tingginya derajat keasaman air laut, polusi, dan karena tersingkirkan oleh peradaban manusia.

    Terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem pantai yang memiliki banyak manfaat. Di antaranya sebagai tempat berkembang biak, mencari makanan, dan tempat perlindungan bagi ikan-ikan karang.

    Oleh karena itu, terumbu karang berperan penting dalam menyediakan makanan dan juga menjadi sumber pendapatan bagi ratusan juta orang yang tinggal di negara-negara pulau dan kepulauan.

    Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia berada di salah satu ekosistem terumbu karang yang paling beragam di dunia, yaitu Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle).

    Kawasan ini mencakup lebih dari enam kilometer persegi terbentang dari Indonesia hingga Kepulauan Solomon. Lembaga konservasi World Wide Fund for Nature (WWF), memperkirakan, pada tahun 2100 nanti kawasan tersebut akan lenyap.

    Menyadari ancaman tersebut, Jotje Aquarista Ingratubun, Dosen Universitas Ottow-Geissler, Jayapura bersama dengan mahasiswanya terinspirasi menciptakan terumbu karang yang terjangkau dan berkelanjutan.

    Awalnya, para mahasiswa ini khawatir dengan ekosistem terumbu karang di perairan Papua lantaran luas tutupan sudah makin rendah. Pada 2013, luas tutupan terumbu karang di Papua masih sekitar 670 ribu hektare. Namun, pada 2022, luasnya menyusut menjadi 262.378 hektare.

    Polusi dari limbah rumah tangga yang dibawa oleh arus sungai mempengaruhi kualitas air sehingga tidak mendukung pertumbuhan terumbu karang. Kondisi itu diperparah oleh penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan.

    Tim Universitas Ottow-Geissler mulai berpikir keras dan menghasilkan ide teknologi terumbu karang buatan. Kendati teknologi tersebut sudah pernah ada sebelumnya, tetapi mereka melakukan inovasi dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat dan tidak akan merusak lingkungan. Mereka
    kemudian menamainya sebagai Bioreeftek.

    Ini adalah teknologi hijau dan sederhana menggunakan bahan cangkang kelapa alami sebagai media untuk melekatkan organisme terumbu karang menjadi koloni atau terumbu individu yang baru. Bioreeftek dikembangkan dengan memanfaatkan larva planula terumbu karang secara alami atau melalui reproduksi seksual.

    Setelah larva planula terumbu karang melekat pada Bioreeftek, mereka dapat dipindahkan ke lokasi lain yang memiliki persentase penutupan terumbu karang relatif rendah untuk rehabilitasi.

    Setelah melewati serangkaian penelitian lanjutan, mereka memberanikan diri untuk ikut Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), sebuah kompetisi inovasi nasional bergengsi dan akhirnya lolos.

    Usai kompetisi, Jotje Aquarista mengusulkan kepada timnya untuk langsung menerapkan teknologi ini pada salah satu desa di Kota Jayapura, ibu kota Provinsi Papua. Kemudian terpilihlah Desa Kayu Batu yang terletak di salah satu ujung daratan Jayapura.

    Lewat dukungan penuh AIS Forum dan Dana Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), pada 12 Agustus 2022, tim tersebut melatih warga setempat untuk memahami pentingnya ekosistem terumbu karang dan membangun Bioreeftek. Sebanyak 23 warga desa bergabung dalam sesi ini, didampingi oleh 25 mahasiswa yang mengajar dan membantu membangun Bioreeftek.

    Kepala Desa Kayu Batu, Jayapura, Akilla Makanuay bercerita, pada 2020 kampung mereka melakukan penanaman terumbu karang. "Sayangnya, terumbu karang yang kami tanam tidak berkembang dengan baik. Kami berharap kegiatan ini dapat menghidupkan kembali ekosistem terumbu karang di sekitar kami, karena kami sudah sepakat untuk tidak merusak terumbu karang lagi," ujarnya.

    Akhirnya, mahasiswa bersama masyarakat mulai menyelam dan menanam Bioreeftek pada lahan seluas 100 meter persegi di kawasan pesisir Desa Kayu Batu. Kini, kawasan tersebut sudah tertutupi terumbu karang yang bertindak sebagai rumah baru bagi larva-larva yang baru.

    "Bioreeftek telah melahirkan terumbu karang baru dengan cara yang mudah. Setelah tumbuh besar, dapat dipindahkan ke daerah-daerah di mana terumbu karang masih langka," jelas Dekan Fakultas Pertanian, Kehutanan, dan Kemaritiman Universitas Ottow-Geissler, Simon H. Nenepath.

    Memulihkan terumbu karang di sekitar pantai menjadi proyek penting bagi desa, kota, dan negara-negara untuk menciptakan laut yang lebih bersih dan ekosistem yang beragam. Terutama di negara-negara yang memiliki kawasan zona pesisir yang dominan. Di masa depan, Bioreeftek yang telah ditanam akan dipantau, dan koloni tersebut akan diperluas ke perairan yang belum tergarap di sekitar Jayapura. (Anton Setiawan/Elvira Inda Sari)

    ***

    Tentang AIS Forum:
    Archipelagic and Island States (AIS) Forum adalah sebuah wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan sedunia yang bertujuan memperkuat kolaborasi untuk mengatasi permasalahan global dengan empat area utama, yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik. KTT AIS Forum diadakan untuk menguatkan peran AIS Forum sebagai pusat solusi cerdas dan inovatif, serta sebagai platform gotong royong dalam mendorong agenda masa depan tata kelola laut global.

    Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini.

    Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo – Usman Kansong (0816785320).

    Dapatkan siaran pers, narasi, foto, dan video terkait KTT AIS Forum 2023 di https://s.id/aispedia 

     

    Berita Terkait

    KTT AIS Forum 2023 Sepakati Peningkatan Kerja Sama Inklusif, Setara, dan Solid

    Dukungan penuh Indonesia untuk Deklarasi ini juga dikatakan Presiden sebagai wujud komitmen Indonesia mendorong kerja sama yang sudah terjal Selengkapnya

    AIS Forum Gandeng Akademisi Kembangkan Sistem Perikanan Berkelanjutan

    AIS Forum mengajak sejumlah perguruan tinggi dan lembaga penelitian berkolaborasi mengembangkan solusi inovatif dari masalah tersebut. Selengkapnya

    AIS Forum Latih Pemuda Menyiapkan Tata Kelola Laut

    AIS Forum telah memulai misi untuk melibatkan pemimpin pemuda potensial dan calon pembuat perubahan dari sejumlah komunitas adat di Kepulaua Selengkapnya

    KTT AIS Forum Momentum Unjuk Kebaikan Ekonomi Biru

    Untuk mencapai masa depan yang lebih berkelanjutan bagi lautan, lanjutnya, negara pulau dan kepulauan perlu mengembangkan solusi cerdas dan Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA