FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    01 04-2024

    174

    Hari Penyiaran Nasional ke-91, Penyiaran Indonesia Tumbuh Kuat dengan Harmoni

    Kategori Artikel | Yusuf

    Setiap tanggal 1 April setiap tahunnya dirayakan sebagai Hari Penyiaran Nasional (HARSIARNAS). Hari peringatan ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2019 tentang Hari Penyiaran Nasional. 

    Dipilihnya tanggal 1 April karena pada 1 April 1933 berdiri Lembaga Penyiaran Radio milik pribumi pertama (bangsa Indonesia) di Solo yaitu Solosche Radio Vereeniging (SRV) yang diprakasai oleh KGPAA Mangkunegoro VII. 

    Awalnya, sejarah penyiaran di Indonesia (nusantara ketika itu) mulai berlangsung pada tahun 1927. Sejak Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Sri Mangkoenegoro VII yang menerima hadiah dari seorang Belanda berupa pesawat radio penerima.

    Kemudian pada 1 April 1933 berdiri sebuah lembaga penyiaran radio pertama milik Indonesia di Kota Solo bernama Solosche Radio Vereeniging (SRV) yang didirikan Sri Mangkoenegoro VII. Tanggal berdirinya SRV ini kemudian dijadikan oleh para pencentus Harsiarnas sebagai hari lahirnya penyiaran nasional. 

    Proses penetapan Hari Penyiaran Nasional membutuhkan waktu yang cukup lama hingga ditetap oleh Presiden Joko Widodo pada 2019 lalu. Deklarasi pertama Harsiarnas dilakukan pada tanggal 1 April 2010 di Surakarta, Jawa Tengah.

    Deklarasi tersebut diprakarsai oleh Hari Wiryawan yang ketika itu menjadi Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng dan didukung oleh berbagai kalangan, mulai dari pemerintah, wakil rakyat, budayawan, akademisi, dan insan penyiaran. Beberapa tokoh penting yang terlibat dalam deklarasi tersebut adalah maestro Keroncong Gesang dan penyanyi Waljinah.

    Deklarasi tersebut merupakan sebuah usulan kepada pemerintah agar menetapkan dua hal penting. Pertama, agar tanggal 1 April yang merupakan hari lahirnya SRV ditetapkan sebagai Hari Penyiaran Nasional. Kedua, agar KGPAA Mangkunagoro VII ditetapkan sebagai Bapak Penyiaran Indonesia.

    Setelah deklarasi tahun 2009, kemudian dilakukan deklarasi kedua tahun 2010 dengan usulan dan materi yang sama. Deklarasi Harsiarnas dilakukan pada tanggal 1 April 2010 di Bale Tawangarum, Balai Kota Surakarta yang waktu itu juga dihadiri oleh Walikota Solo Joko Widodo.

    Melalui deklarasi tersebut, para pelaku penyiaran dan masyarakat Indonesia dapat lebih menghargai dan menghormati sejarah penyiaran nasional Indonesia yang bermula dari kota Solo.

    Hari Penyiaran Nasional menjadi sebuah momen penting untuk mengenang peran penting penyiaran dalam kehidupan sosial, budaya, dan politik di Indonesia. Melalui penyiaran, masyarakat dapat mendapatkan informasi, hiburan, dan edukasi yang penting dan berkualitas untuk membangun negara yang lebih baik.

    Pada 2024 ini, peringatan Harsiarnas menginjak tahun ke 91 dan tema yang ditetapkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yakni “Penyiaran Indonesia Tumbuh Kuat dengan Harmoni”. ***

    RG diakses dari https://kpi.go.id/id/umum/38-dalam-negeri/37391-hari-penyiaran-nasional-ke-91-penyiaran-indonesia-tumbuh-kuat-dengan-harmoni

    Berita Terkait

    Platform Digital Indonesia Unjuk Kekuatan di DEWG G20

    Kolaborasi ditujukan untuk menyukseskan pembahasan ekonomi digital menuju ekosistem digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan. Selengkapnya

    Perkuat Pesan Presidensi G20 Indonesia, Kominfo Gandeng E-Commerce

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng sejumlah perusahaan di bidang perdagangan elektronik (e-commerce) untuk menyosi Selengkapnya

    Membumikan Presidensi G20 Indonesia dengan G20pedia

    Pertemuan G20 menjadi isu milik kita semua, milik akar rumput, milik masyarakat. Itu tujuan diterbitkannya G20pedia. Selengkapnya

    Meningkatkan Literasi Digital, Memanfaatkan Internet Lebih Produktif

    Kementerian Kominfo menyediakan program pengembangan internet bagi masyarakat agar makin kreatif dan produktif seiring bertumbuhnya sektor i Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA