FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    24 08-2016

    5754

    Paket Kebijakan Ekonomi XIII: Rumah Murah Untuk Rakyat

    Kategori Berita Pemerintahan | mth

    Jakarta, Kominfo - Pemerintah mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) XIII tentang Perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Jakarta, Rabu (24/8/2016). Hal it sejalan dengan Program Nasional Pembangunan 1 (Satu) Juta Rumah sebagai wujud pelaksanaan butir kedua Nawacita, yakni Pemerintah tidak absen untuk membangun pemerintahan yang efektif, demokratis dan terpercaya; dan juga butir kelima, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
     
    “Dengan paket kebijakan ekonomi ini, akan meningkatkan akses masyarakat untuk mendapatkan rumah,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, saat mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi XIII di Istana Negara.
     
    Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga akhir tahun 2015 lalu, masih ada 17,3% atau sekitar 11,8 juta rumah tangga yang tinggal di hunian non milik (sewa, kontrak, numpang, rumah dinas atau tidak memiliki rumah sama sekali). Sementara, masih banyak pengembang perumahan mewah yang enggan menyediakan hunian menengah dan murah, karena untuk membangun hunian murah seluas 5 ha memerlukan perizinan yang lama dan biaya besar.
     
    Melalui PKE XIII ini, pemerintah akan menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) yang menyederhanakan jumlah dan waktu perizinan dengan menghapus atau mengurangi berbagai izin dan rekomendasi untuk membangun rumah MBR dari semula sebanyak 33 izin dan tahapan, menjadi 11 izin dan rekomendasi. Dengan pengurangan tahapan itu, maka waktu pembangunan MBR yang selama ini rata-rata mencapai 769-981 hari dapat dipercepat menjadi 44 hari. Adapun rinciannya:

    1. Perizinan yang dihilangkan antara lain: izin lokasi dengan waktu 60 hari kerja, persetujuan gambar master plan dengan waktu 7 hari kerja, rekomendasi peil banjir dengan waktu 30-60 hari kerja, persetujuan dan pengesahan gambar site plan dengan waktu 5-7 hari kerja dan Analisa Dampak Lingkungan Lalu Lintas (Andal Lalin) dengan waktu 30 hari kerja.
    2. Perizinan yang digabungkan, meliputi: (1) Proposal Pengembang (dengan dilampirkan Sertifikat tanah, bukti bayar PBB (tahun terakhir) dengan Surat Pernyataan Tidak Sengketa (dilampirkan dengan peta rincikan tanah/blok plan desa) jika tanah belum bersertifikat; (2) Ijin Pemanfaatan Tanah (IPT)/ Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR) digabung dengan tahap pengecekan kesesuaian RUTR/RDTR wilayah (KRK) dan Pertimbangan Teknis Penatagunaan Tanah/Advise Planning, Pengesahan site plan diproses bersamaan dengan izin lingkungan yang mencakup: SPPL atau Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (sampai dengan luas lahan 5 Ha); serta (3) Pengesahan site plan diproses bersamaan dengan izin lingkungan yang mencakup SPPL (luas < 5 ha), rekomendasi damkar, dan retribusi penyediaan lahan pemakaman atau menyediakan pemakaman.
    3. Perizinan yang dipercepat, antara lain: (1) Surat Pelepasan Hak (SPH) Atas Tanah dari Pemilik Tanah kepada pihak developer (dari 15 hari menjadi 3 hari kerja); (2) Pengukuran dan pembuatan peta bidang tanah (dari 90 hari menjadi 14 hari kerja); (3) Penerbitan IMB Induk dan pemecahan IMB (dari 30 hari menjadi 3 hari kerja); (4) Evaluasi dan Penerbitan SK tentang Penetapan Hak Atas Tanah (dari 213 hari kerja menjadi 3 hari kerja); (5) Pemecahan sertifikat a/n pengembang (dari 120 hari menjadi 5 hari kerja); dan (6) Pemecahan PBB atas nama konsumen (dari 30 hari menjadi 3 hari kerja).

    Pemerintah berharap, dengan PKE yang baru ini maka pembangunan rumah untuk MBR dapat lebih cepat terealisasi. Sebab, pengurangan, penggabungan, dan percepatan proses perizinan untuk pembangunan rumah MBR, akan mengurangi biaya untuk pengurusan perizinan hingga 70%. (Sumber: www.ekon.go.id)

    Berita Terkait

    ASEAN dan PBB Perkuat Kerja Sama untuk Kesejahteraan Rakyat

    Presiden mengajak para pemimpin negara ASEAN dan PBB untuk bersama mengusung agenda pembangunan yang lebih adil bagi negara berkembang terma Selengkapnya

    Maksimalkan Potensi Ekonomi Digital, Pemerintah Dorong UMKM Palu Masuk Platform Digital

    Transaksi jual beli melalui platform lokapasar (marketplace) kini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Selengkapnya

    Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital, FEKDI Usung Tema Sinergi dan Inovasi

    Pemerintah terus berupaya mendorong ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang lebih inklusif dan efisien. Selengkapnya

    Wapres Tegaskan Ekonomi dan Keuangan Syariah Solusi Atasi Kesenjangan Masyarakat

    Wapres menekankan bahwa ekonomi dan keuangan syariah tidak cukup secara parsial, tetapi menyeluruh pada sektor industri halal dan keuangan s Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA