FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    23 04-2017

    9080

    Presiden: Perbedaan Bukan Penghalang Persatuan

    Kategori Berita Pemerintahan | mth

    Jakarta, Kominfo - “Perbedaan latar belakang suku, latar belakang agama, dan latar belakang budaya bukanlah penghalang bagi kita untuk bersatu,” ucap Presiden Joko Widodo ketika menghadiri Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939. Perayaan tersebut digelar di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (22/4/2017).
    Dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo mengawali sambutannya dengan menyampaikan ucapan selamat hari raya bagi para umat Hindu di Indonesia. “Semoga perayaan Nyepi yang waktunya berdekatan dengan Hari Raya Galungan dan Kuningan bisa memberikan keheningan jiwa, rasa Shanti atau kedamaian, dan juga Jagadhita atau kesejahteraan bagi kita semua,” ujarnya.
    Menurut Kepala Negara Hari Raya Nyepi memiliki makna mendalam bagi umat Hindu. Melalui momen Nyepi, Umat Hindu hendak membersihkan diri dan memohon pada yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan untuk bisa menjalankan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. “Dengan menjalankan Catur Bratha Penyepian, umat Hindu menyambut tahun baru Saka dengan semangat yang baru, dengan jiwa yang damai, yang lebih harmonis sesuai dengan nilai-nilai Tri Hita Karana,” tuturnya.
    Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup yang dipegang oleh umat Hindu. Falsafah itu mengajarkan umat untuk melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan sekitarnya. “Kita telah banyak mengambil dari alam untuk dimanfaatkan menjadi sumber kehidupan kita. Sudah saatnya kita juga membayarnya kembali dengan cara menjaga dan melestarikan alam. Hanya dengan cara itu kita semua akan mendapatkan kehidupan yang harmonis,” Presiden menjelaskan.
    Keharmonisan diyakini Presiden merupakan harapan dan impian semua orang. Apalagi di negara Indonesia, yang memiliki banyak sekali perbedaan suku, bahasa, dan juga keyakinan, semangat untuk menjaga keharmonisan tentu harus terus dipelihara. “Perbedaan latar belakang suku, latar belakang agama, dan latar belakang budaya bukanlah penghalang bagi kita untuk bersatu. Bukan pula penghalang bagi kita untuk hidup dalam keharmonisan dan membangun solidaritas sosial yang kokoh,” ucapnya.
    Perbedaan yang ada itu tak mesti diseragamkan, namun tak pula ditiadakan. Perbedaan itu semestinya diikat oleh tali-tali persaudaraan, tali-tali kebersamaan, dan tali-tali persatuan Indonesia. Oleh karenanya, Indonesia patut bersyukur memiliki Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika-nya. “Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan pemersatu kita semua. Kita juga mempunyai Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi pilar kebangsaan yang kokoh untuk menjaga dan merawat Indonesia yang majemuk ini,” ia menegaskan.
    Presiden Joko Widodo meyakini, dengan terus berpegang teguh kepada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, segenap bangsa Indonesia akan tetap bersatu dan maju menuju kesejahteraan bersama-sama. “Saya yakin dengan berpegang pada Pancasila, dengan menjunjung semangat Bhinneka Tunggal Ika, kita akan tetap bersatu. Dengan bersatu, kita akan maju bersama, sejahtera bersama untuk menyongsong masa depan bangsa yang gemilang,” kata Presiden.
    Di penghujung acara, Presiden menyaksikan Oratorium ”Mulat Sarira” oleh Sanggar LKB ”Saraswati” yang menggambarkan keberagaman budaya di Indonesia.

    Sumber

    Berita Terkait

    Presiden Joko Widodo Minta Presiden dan Wapres Terpilih Persiapkan Diri

    Hal tersebut disampaikan Kepala Negara menanggapi hasil penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI terkait presiden dan wakil presiden terpili Selengkapnya

    Presiden Gelar Griya Bersama Para Menteri di Istana Negara

    Acara gelar griya menjadi ajang untuk merenungkan nilai-nilai sosial, kebersamaan, dan harapan bagi bangsa Indonesia. Selengkapnya

    Presiden Tinjau Arus Mudik Lebaran di Stasiun Pasar Senen

    Dalam kunjungannya, Presiden melihat secara langsung kesiapan infrastruktur serta manajemen pelaksanaan mudik yang terpantau baik. Selengkapnya

    Presiden Lepas Pengiriman Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina dan Sudan

    Bantuan yang dikirimkan tersebut, kata Presiden, bernilai kurang lebih Rp30 miliar berupa obat-obatan dan peralatan-peralatan kesehatan dan Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA