FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    28 11-2015

    3634

    Presiden : Kurangi Ketergantungan Pada Buah Impor

    Kategori Rilis Media GPR | mth

    Kita membutuhkan gerakan yang revolusioner untuk meningkatkan konsumsi per kapita buah nusantara. "Kita butuh gerakan yang revolusioner untuk meningkatkan ekspor buah nusantara dan mengurangi ketergantungan bangsa Indonesia terhadap buah-buahan impor," ujar Presiden pada ‎Pembukaan Festival Buah dan Bunga Nusantara, Bogor, 28 November 2015‎.

    Presiden juga ingin menekankan bahwa upaya bersama untuk menggerakkan konsumsi buah  dan bunga nusantara harus  dimulai dari sekarang. "Kita harus mendorong produksi, pada saat yang bersamaan kita juga harus diikuti kampanye untuk mengkonsumsi buah nusantara," ucap Presiden.

    Konsumsi per kapita buah nusantara harus terus menerus  ditingkatkan. Kita harus edukasi generasi muda kita untuk menyukai buah nusantara. Presiden membayangkan di ruang makan setiap keluarga Indonesia tersedia buah-buah nusantara. "Dengan cara ini kita akan memiliki masyarakat yang sehat dan pada saat bersamaan petani buah nusantara kita juga ikut senang," ujar Presiden.‎

     

    Revolusi Oranye Tingkatkan Produktivitas‎

    Presiden mengakui bahwa Gerakan Revolusi Oranye adalah sebuah inisiatif dari IPB yang bagus sekali. Memang, kata Presiden, kita butuh gerakan yang revolusioner. "Gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi, produktivitas, kualitas, buah dan bunga nusantara," ucap Presiden.‎

    Presiden bercerita tentang perjalanannya ke Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab, dimana saat itu Presiden mengunjungi sebuah hipermarket yang memiliki 180 cabang dan tersebar di banyak negara. Di hipermarket itu, Presiden melihat buah-buahan dari Indonesia yang dikemas dengan baik, sehingga harga yang ditawarkan pun sangat baik."Disajikan dalam dalam tatanan dan outlet. Sungguh menaikkan citra dan buah nusantara," ujar Presiden.

    Presiden menyebutkan beberapa buah yang dilihatnya, seperti mangga dari Cirebon, nanas dari Lampung, semangka dari Sragen, pepaya dari Boyolali dan manggis dari Jawa Barat. "Hampir semua buah yang dijual disitu dari Indonesia," ujar Presiden.

    Padahal selama ini, kata Presiden kalau kita ke supermarket, biasanya buah-buahan yang berasal dari Thailand, Brazil atau Israel.  Oleh karena itu, Presiden mengajak semua pihak untuk menggenjot agar buah-buahan dari Indonesia bisa memasuki pasar dunia. "Karena di situlah income tambahan petani bisa dinaikkan," ujar Presiden.

    Ke depan, Presiden berharap substitusi barang impor harus diganti produk dalam negeri untuk memperbaiki neraca perdagangan kita. "Saya yakin asal ada keinginan, IPB bergerak menyiapkan benih, mengawal penyuluhan dan lainnya," ujar Presiden.‎

    Di awal sambutannya Presiden memberikan perintah pada menteri pertanian agar tahun depan IPB diberi tanggungjawab untuk menyelenggarakan Festival Bunga dan Buah Nusantara dengan skala yang sangat besar dan menghadirkan pembeli internasional. "Agar mereka tahu kekuatan bunga dan buah nusantara ini," kata Presiden. 

     

    5-50 Hektar Per Kabupaten Untuk Buah dan Bunga Unggulan

    Sebelum menyampaikan sambutan, Presiden menyaksikan ‎penyampaian Ikrar Buah Nusantara yang diikuti 48 Bupati/Wakil Bupati dari seluruh Indonesia. Dalam sambutannya, Presiden meminta kesediaan Bupati untuk menyiapkan lahan 5-50 hektar setiap kabupaten untuk fokus menjadi produsen buah dan bunga yang baik untuk ekspor dan memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Jangan terbalik, di kita banyak buah impor," ujar Presiden.

    Presiden juga meminta agar PTPN menyiapkan lahan seluas 10.000 hektar untuk memproduksi buah-buahan. "Dari dulu menanam karet, Kopi, sawit, teh. Tidak ada PTPN yang memikirkan buah-buahan," ujar Presiden.

    Tim Komunikasi Presiden

    Ari Dwipayana

    Berita Terkait

    Pemprov Bali Larang Masyarakat Terbangkan Drone Selama KTT AIS Forum

    Antisipasi dan mitigasi keamanan dalam operasi yang dilakukan Polri itu akan dikerjakan oleh Satuan Tugas (Satgas) Tindak yang bertugas mena Selengkapnya

    KTT AIS Penting untuk Keberlangsungan Tata Kelola Laut Indonesia

    Konsepsi Solidarity dalam KTT AIS perlu diimplementasikan dalam bentuk penyelesaian konflik yang saling menguntungkan. Selengkapnya

    Presiden RI: Jadikan Samudera Hindia sebagai Lautan Kerja Sama

    Banyak potensi kerja sama yang bisa dijalin mulai dari sektor ekonomi biru, konektivitas maritim, hingga sumber daya energi laut yang berkel Selengkapnya

    Presiden RI di Balik Keamanan dan Kelezatan Menu Gala Dinner KTT ke-43 ASEAN

    Penyambutan penuh keramahan kepada para tamu negara tersebut dilaksanakan di Hutan Kota Gelora Bung Karno (GBK) yang berada di dalam kawasan Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA