FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    06 05-2021

    970

    Awas Disinformasi! Suplemen Dapat Netralkan Vaksin Covid-19

    Kategori Berita Kominfo | srii003

    Jakarta, Kominfo – Beredar artikel yang mengklaim sejumlah suplemen dapat menetralkan vaksin Covid-19. Artikel tersebut mengklaim bahwa mengkonsumsi yodium, seng, quercetin, karbon 60, dan Pyrroloquinoline Quinone akan mengurangi efek samping atau membatasi efektivitas vaksin mRNA.

    Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan dari AFP, klaim tersebut dibantah oleh banyak ahli. Direktur Persekutuan Penyakit Menular Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Matthew Laurens mengatakan, tidak satupun dari zat suplemen yang disebutkan dapat meminimalkan efek samping dari vaksin Covid-19.

    Efek samping dari vaksin pada dasarnya terkait dengan respon imun yang dirangsang sebagai respon terhadap vaksinasi. Dia juga menambahkan bahwa mengkonsumsi suplemen-suplemen tersebut tidak lantas mengurangi keefektifan vaksin, tetapi secara teori ada kemungkinan beberapa bahan kimia tersebut dapat mengurangi respons kekebalan terhadap vaksinasi.

    Berikut laporan isu hoaks, misinformasi dan disinformasi yang telah diidentifikasi Tim AIS Kementerian Kominfo,, Rabu (05/05/2021):

    [HOAKS] Foto Penutupan Jalan Sintang-Melawi

    [DISINFORMASI] Beberapa Jenis Suplemen Dapat Menetralkan Vaksin Covid-19

    Berita Terkait

    Awas Hoaks! Informasi Tenggat Penguruan STR Seumur Hidup

    Klaim terkait pengurusan STR Seumur Hidup bagi named dan nakes sebelum tanggal 1 Februari 2024 adalah tidak benar. Selengkapnya

    Awas Hoaks! Elderberry Gantikan Vaksin Influenza

    Dari 10 vaksin influenza yang disahkan tidak ada satu pun yang mengandung aluminium. Selengkapnya

    Awas Disinformasi! KPU Terbitkan Rancangan Surat Suara Capres-Cawapres 2024

    Komisioner Komisi Pemilihan Umum August Mellaz membantah gambar tersebut dikeluarkan lembaganya. Selengkapnya

    Awas Disinformasi Aliran Dana Korupsi SYL!

    Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta dari kompas.com ternyata klaim itu keliru. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA