UNHCR Terjerat Keimigrasian? Itu Hoaks!
UU Keimigrasian tidak dapat digunakan untuk menjerat UNHCR sebab pengungsi Rohingya bukanlah imigran ilegal yang diselundupkan. Selengkapnya
Jakarta, Kominfo - Beredar unggahan di media sosial Twitter yang mengklaim bahwa Swedia telah menghentikan penggunaan PCR untuk mendeteksi virus Korona. Konon, penggunaan PCR ini dinilai tidak sesuai, sebab virus baru bisa dideteksi setelah berbulan-bulan.
Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta dari laman Kumparan.com, bahwa narasi yang menyebutkan Swedia menghentikan penggunaan PCR untuk mendeteksi virus Corona adalah tidak benar atau hoaks.
Kementerian Kesehatan Swedia dengan tegas menyatakan bahwa negaranya tidak menghentikan penggunaan PCR untuk mendeteksi virus Corona.
Sementara itu, Anna Wetterqvist dari Badan Kesehatan Masyarakat Swedia mengonfirmasi kepada Reuters melalui email bahwa Swedia tidak menangguhkan pengujian PCR dan tidak mengubah kebijakan atau pedoman apa pun yang berkaitan dengan penggunaannya.
“Sekitar 350.000 tes PCR telah dilakukan setiap minggu pada bulan April hingga Mei. Swedia juga telah melakukan lebih dari 9,7 juta tes PCR,” tegasnya.
Berikut laporan isu hoaks, disinformasi, dan misinformasi yang telah diidentifikasi Tim AIS Kementerian Kominfo, Sabtu (05/06/2021):
[HOAKS] Swedia Hentikan Penggunaan PCR untuk Deteksi Virus Corona
[DISINFORMASI] Malaysia Dapat Tambahan Kuota Haji Tahun 2021
[HOAKS] Swedia Hentikan Penggunaan PCR untuk Deteksi Virus Corona
UU Keimigrasian tidak dapat digunakan untuk menjerat UNHCR sebab pengungsi Rohingya bukanlah imigran ilegal yang diselundupkan. Selengkapnya
Bank Indonesia menegaskan pihaknya bukan lembaga penyalur bansos produktif sebagaimana informasi yang beredar. Selengkapnya
Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta, klaim tersebut tidak benar. Selengkapnya
Faktanya, klaim Jembatan Suramadu ambruk ditabrak kapal kargo adalah tidak benar. Selengkapnya