FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    22 12-2016

    5675

    Kapolri: Ada terorisme siber, rekrutmen & pelatihan bom lewat online

    Kategori Sorotan Media | ester

    Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, saat ini pelaku teroris melakukan rekrutmen anggota dan pelatihan merakit bom melalui media sosial. Selain itu, pelaku teroris juga mencari dana melalui bitcoin.

    Salah satu kasusnya, terduga teroris Nur Solihin yang kerapkali melakukan aksi terorisme melalui media sosial.

    "Ada cyber terrorism, cyber jihad melakukan rekrutmen dan pelatihan. Latihan tidak lagi fisik, tapi online, bagaimana cara membuat bom, dalam kasus kemarin, Solihin, kemarin semua itu online, pancinya bagaimana," kata Jenderal Tito Karnavian usai pertemuan forum pemred di Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (21/12) malam.

    Kendati begitu, kata dia, pihaknya melakukan cyber counter terrorism untuk menelusuri pergerakan teroris di dunia maya. Pihaknya selalu melakukan patroli dalam dunia maya untuk mengawasi para terduga teroris. Namun mantan Kapolda Metro Jaya ini tak menyebutkan cara kerja pasukan cyber tersebut.

    "Mereka juga lakukan cyber operation, mereka pendanaan juga online, ada yang pakai bitcoin. Kami harus lakukan cyber counter terrorism. Kami patroli siber, lakukan cyber attack dan cyber surveillance melalui dunia maya," jelasnya.

    Dia juga mengatakan, pihaknya perlu aturan dalam pasukan siber untuk mencegah radikalisasi di media sosial. Supaya aksi tindakan terorisme bisa dicegah oleh aparat keamananan.

    "Dunia maya kita memang memprihatinkan sehingga perlu ada regulasi yang kuat atau teknik lain di luar legal. Jadi yang legal dilakukan, antara lain investigasi di dunia maya, rule of law, ketiga adalah teknik nonlegal untuk menyerang mereka," katanya.

    Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan, kontan radikalisme di media sosial merupakan kewenangan Polri, BNPT, TNI dan BIN untuk melakukan penindakannya. Sehingga jika dilakukan pemblokiran Kemenkoinfo akan selalu membantu pihak aparat keamanan.

    "Dan ini tidak pakai prosedur yang berbelit belit, karena kalau radikalisme dan terorisme mereka tidak pernah memberitahu bagaimana caranya, kapan dilakukan, dimana dilakukan, jadi pemikiran itu harus harus begitu. dan kita tidak ada babibu. kita sangat straight forward ssoal radikalisme dan terorisme," tukas Rudiantara.

    SUMBER: https://www.merdeka.com/peristiwa/kapolri-ada-terorisme-siber-rekrutmen-pelatihan-bom-lewat-online.html

    Berita Terkait

    Kominfo Gelar 3 Program Pelatihan Digital secara Online

    Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo) meluncurkan tiga program pelatihan bidang digital. Program-progam ini disebut bertujuan un Selengkapnya

    Kota pintar harus memberikan pelayanan cepat, akurat, dan murah

    Program "smart city" atau kota pintar yang sedang didorong pemerintah untuk dapat diterapkan di berbagai kabupaten/kota diharapkan dapat mem Selengkapnya

    Menkominfo: Oktober, Jack Ma Datang Lagi ke Indonesia

    Jakarta - Perhatian Jack Ma terhadap industri internet di Indonesia sepertinya tidak main-main. Buktinya setelah kedatangannya September ini Selengkapnya

    Wiranto: Ancaman Teroris Harus Dihadapi Bersama

    Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menegaskan, ancaman teroris harus dihadapi bersama-sama. Tidak ada satu pun negara ya Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA